Ichwan The Maker
Ulasan pameran Ichwan Noor di Mon D?cor Gallery Jakarta Art District
3 Jan 2012


1 / 6

Bergeraknya seni ke lini yang lebih mengutamakan ide ketimbangan keterampilan tangan para seniman, membuat bantuan artisan jadi sesuatu yang lazim dan sah saja digunakan. Kondisi ini membuat di beberapa kota yang menjadi kantung seni rupa seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Bali, cukup banyak hadir studio yang menerima pengerjaan karya tiga dimensi para seniman yang datang dengan ide mereka.

 Di Yogyakarta, salah satu studio serupa itu bernama Sempu Studio yang didirikan oleh Ichwan Noor bersama beberapa sahabatnya. Di studio yang mendiami lahan seluas sekitar 500 meter itu, para seniman seperti Eko Nugroho, Entang Wiharso, Rudi Mantofani, juga Agus Suwage yang merupakan salah satu rekanan Ichwan membangun Sempu Studio, bahkan perupa-perupa regional Asia Tenggara menitipkan pengerjaan karya-karya tiga dimensi mereka. Dibantu beberapa asisten dan pekerja, Ichwan membantu bukan hanya proses pengerjaan yang ia kuasai secara mumpuni, tapi juga kemungkinan eksekusi dari desain yang diajukan.

 Dengan latar belakang pematung, Ichwan memang menguasai berbagai teknik pembuatan karya tiga dimensi berukuran besar. Hampir setiap hari berakrab-akrab dengan pengecoran berbagai jenis logam dan fiber-resin, ia memiliki kecermatan yang baik dalam menghitung struktur di smping mengenal berbaia bentuk baik biomorfis mau pun  konstruktif. Dengan kemampuan demikian, tak berlebihan kalau julukan The Maker dilekatkan padanya. Julukan yang dibuktikan bukan hanya pada kontribusinya bagi karya-karya tiga dimensi klien studionya, melainkan juga karya-karya yang dipamerkan dalam pameran tunggal bertajuk The Maker di Mon Décor Gallery Jakarta Art District pertengahan September lalu.

 Pada keduapuluh karya Ichwan –yang hampir semua berukuran besar- kita bisa melihat dengan jelas jejak kepiawaiannya sebagai seorang pembuat. Ichwan menyuguhkan berbagai ide dan bentuk yang seperti ingin mengeksplorasi ragam bentuk dengan teknik pengerjaan rumit. Menurut Jim Supangkat, curator pameran ini, di tataran ide, karya Ichwan bisa dianggap menyajikan hibridisasi manusia dengan karya-karya buatan mereka sendiri. (ISA)

Foto: Sandi Setiadi

 

Author

DEWI INDONESIA