ANANDA SUKARLAN: KAPAN LAGI DIDORONG MESTY?
Kecelakaan kecil, kadangkala membawa berkah besar. Duduk di kursi roda dan didorong perempuan cantik, misalnya.
8 Jun 2012


Itu yang dialami pianis dan komposer Ananda Sukarlan. Beberapa bulan lalu, kecelakaan kecil di tangga rumahnya di Cantabria Spanyol membuat kaki kiri lelaki yang menjadi salah satu pendiri Yayasan Musik Sastra Indonesia (YMSI) ini mengalami patah dan terpaksa duduk di kursi roda beberapa waktu. "Maaf, saya tidak bisa berdiri dan jalan sendiri kali ini," kelakarnya ketika bersiap mengiringi lima violinist cilik memainkan beberapa komposisinya. Beruntung, kaki kanannya tak cedera hingga ia bisa tetap bermain dengan prima. Lima anak yang bermain biola itu adalah mereka yang pada tahun 2011 lalu terpilih menjadi peserta dalam program Children of Harmony yang dibuat oleh YMSI. Program tersebut bertujuan memberi peluang bagi anak-anak kurang mampu yang bersekolah di beberapa Sekolah Dasar yang dipilih oleh YMSI untuk mendapat kesempatan belajar memainkan alat musik klasik hingga mahir. "Ini pentas perdana mereka," bisik Chendra Panatan, koreografer yang juga aktif di YMSI.

Malam itu, YMSI menggandeng pula Yayasan Sekar Pramita, sebuah lembaga nirlaba yang juga memiliki kepedulian terhadap pendidikan bagi anak-anak kurang mampu. Dalam acara yang diadakan di kediaman Pia Alisjahbana di bilangan Pejaten Jakarta Selatan, dua lembaga itu juga melakukan lelang untuk menggalang dana untuk menunjang kegiatan mereka. Patung karya Dolorosa Sinaga, lukisan karya Indyra, dan sebuah komposisi karya Ananda Sukarlan berjudul “A Melancholic Siesta for Violin & Harp”, menjadi tiga dari lebih dari dua puluh karya seni dan perhiasan yang dilelang malam itu. “Nama Anda akan dicantumkan sebagai penerima dedikasi komposisi ini,” Andy menjelaskan pola untuk pelelangan karyanya. Duta YMSI Mesty Ariotedjo yang piawai memainkan harpa mendendangkan komposisi cantik itu bersama Ali Hanafiah, salah seorang guru biola yang mengajar para peserta Children of Harmony di YMSI.

Usai komposisi dimainkan, pembawa acara memanggil Andy untuk maju ke depan untuk melelang karyanya. Susah payah, ia mengayuh roda kursi yang didudukinya. Melihat itu, Mesty segera mendekati dan membantu mendorong kursi roda Andy. Setalah mengucap terima kasih, ia berujar,” Kapan lagi didorong Mesty?” Cetusan itu segera memancing tawa tamu yang sesaat kemudian memperebutkan kesempatan mencatatkan namanya di komposisi Andy. (ISA), Foto: ISA

 

Author

DEWI INDONESIA