Dahulu Rumah, Kini Museum Benteng Heritage Tangerang
Cerita Udaya Halim pendiri Museum Benteng Heritage
8 Feb 2015


1 / 6
“Pada 1993, pemilik studio foto Cilame, Pang Hwie Liong menitipkan kamera studionya pada saya. Saat itu beliau berusia 75 tahun dan delapan tahun kemudian beliau meninggal. Saat ini, kamera itu saya simpan di salah satu ruang di Museum ini,” Udaya Halim, pendiri Museum Benteng Heritage (MBH) yang berada di Jalan Cilame nomor 20, tepat di seberang bekas studio foto itu menjelaskan.

Di MBH, Udaya tak hanya menyimpan kamera legendaries milik Hwie Liong itu saja, tapi juga artefak-artefak lain yang menyimpan sejarah awal keberadaan Cina Benteng di Tangerang. Mulai dari timbangan opium, sepatu dan hiasan kepala, berbagai koleksi batik hingga mesin ketik milik penyadur cerita silat Tangerang, Oey Kim Tiang. Di MBH Udaya secara khusus juga membuat sudut tempat menyimpan koleksi kecap manis yang pabriknya berada di Tangerang. Masyarakat Cina Benteng meyakini serombongan orang Cina yang datang ke Teluk Naga pada 1407 di bawah pimpinan Ceh Ci Lung sebagai leluhur mereka.

Rumah tua berarsitektur oriental yang kini digunakan Udaya sebagai MBH itu sangat dekat di hati Udaya. “Ketika membeli rumah ini, saya sudah berniat mendirikan museum sejarah Cina Benteng dan berusaha mempertahankan arsitekturnya yang indah. Rumah ini salah satu dari sedikit rumah peranakan Cina Benteng yang masih tersisa,” kata Udaya yang bersama kakak kandungnya kemudian merestorasi bangunan berlantai dua tersebut. (ISA) Foto: Dok. Museum Benteng Heritage.



 

Author

DEWI INDONESIA