Diskusi Toekar Tambah
Merayakan Imlek dan Cap Gomeh lalu, serangkai kisah Peranakan Tionghoa digelar di Semarang Gallery
12 Mar 2012


1 / 3
Pameran Toekar Tambah yang menampilkan karya-karya Nindityo Adipurnomo dan Mella Jaarsma itu berlangsung dari 19 Februari hingga 10 Maret 2012 lalu. Karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil perenungan dan pergulatan panjang mereka tentang wacana keberagaman. Nindityo yang berdarah Yogyakarta-Solo mengaku tak lagi yakin tak ada darah peranakan mengalir dalam dirinya seusai melakukan penelitan untuk pamerannya itu di Semarang, Lasem, dan Rembang. Istrinya Mella yang berkebangsaan Belanda, menambah pluralitas itu dalam keluarga mereka, membuat pemahaman mereka berdua tentang keberagaman menjadi begitu luas dan sublim. Melengkapi rangkaian pameran tersebut, digelar pula diskusi “Makna Budaya Peranakan dan Relevansinya di Indonesia Kini” pada Sabtu, 3 Maret 2012 pukul 16.00 WIB di galeri tersebut. Inge Widjajanti, Ay Mey Lie, dan Asmudjo Jono Irianto menjadi pembicara dalam diskusi ini dengan Chris Dharmawan, Donny Danardono, Djawahir Muhamad, Harjanto Halim, Widya Wijayanti, R. Soenarto and Triyanto Triwikromo sebagai penanggap. Diskusi tersebut akan diakhiri dengan performance art dari Mella di Pasar Semawis yang berjarak cukup dekat dari galeri yang menempati sebuah bangunan tua di Jl. Srigunting No. 5-6 di daerah Kota Tua Semarang itu. (ISA)

Foto: Dok. Semarang Gallery

 

Author

DEWI INDONESIA