Film Kuliner “Tabula Rasa” Akan Tayang 25 September 2014 Mendatang
Di dalamnya, terhidang selaksa cerita tentang khazanah kuliner Minang juga perjuangan hidup penuh haru.
20 Aug 2014


Suasana konferensi pers di rumah makan Sederhana SCBD Jakarta, Senin (18/8).
1 / 3
Asam di gunung, garam di laut bertemu dalam belanga. Pepatah lama itu mewujud pada pertemuan Mak (Dewi Irawan), pemilik Lapau ataukedai nasi sederhana yang berasal dari Sumatera Barat dan Hans (Jimmy Kobogau), pemuda Papua yang bercita-cita jadi pemain bola. Mereka dipertemukan oleh kemanusiaan dan ingatan tentang kenangan yang meruap bersama aroma dan citarasa sepinggan gulai kepala ikan. Meski tak benar-benar sama, gulai kepala ikan itu ternyata bisa meretas bimbang dan membangkitkan kepercayaan.  

Seperti seni, makanan memang pula bahasa yang mudah dipahami secara universal.  Makanan kerap diyakini sebagai itikad baik untuk bertemu. Maka kisah Mak dan Hans pun bergulir dari situ. Tak hanya bertemu, mereka juga berusaha saling memberikan harapan dan semangat dan menjadikan Lapau itu sebagai ‘rumah keluarga’ bagi dua pekerja Lapau lainnya, Parmanto (Yayu Unru) dan Natsir (Ozzol Ramdan). 

Itu adalah garis besar cerita yang dituturkan dalam film “Tabula Rasa” arahan sutradara Adriyanto Dewo yang akan mulai ditayangkan di bioskop pada 25 September 2014 mendatang. Tema makanan sengaja dipilih sebagai poros utama cerita Tabula Rasa yang diproduksi Lifelike Pictures ini. “Film ini bisa dikatakan sebagai film kuliner pertama di Indonesia yang benar-benar memasukkan nilai-nilai sosial budaya kuliner kedalam cerita,” produser “Tabula Rasa” Sheila Timothy mengatakan dalam konferensi pers yang digelar di pada Senin (18/8) lalu di rumah makan Sederhana di bilangan SCBD Jakarta.

“Dalam bahasa latin, Tabula Rasa memiliki arti kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru tanpa prasangka. Dalam film ini, semangat itu yang ingin kami angkat. Makanan, bisa jadi itikad baik untuk bertemu," Sheila yang lebih akrab disapa Lala mengatakan. Dala proses produksi pun, ia memperlihatkan hal itu. Lala tak ragu untuk melibatkan bakat-bakat muda baru dalam industri film Indonesia. Selain Adriyanto Dewo yang selama ini lebih dikenal sebagai sutradara film pendek serta Vino G. Bastian yang juga baru untuk pertama kalinya bekerja di belakang layar, Lala memberi kepercayaan pada Jimmy Kobogau yang benar-benar baru dalam dunia acting untuk langsung menjadi salah satu pemeran utama dalam film drama pertama yang diproduksi Lifelike Pictures.

Film yang naskahnya lahir pasca serangkaian riset mendalam yang dilakukan oleh penulisnya, Tumpal Tampubolon di Bukittinggi (Sumbar) dan Serui (Papua) ini juga melibatkan Chef Adzan dan penulis buku Rendang Traveller Reno Andam Suri sebagai penasihat kuliner serta maestro tari dan budaya Minang Tom Ibnur sebagai penasihat budaya. (ISA), Foto: ISA, Dok. Lifelike Pictures/Eriek Juragan

 

Author

DEWI INDONESIA