Isu Deforestasi dan Isu ‘Perampasan Lahan’ di Indonesia, Inspirasi Utama Mari E. Mulyani Menuntut Il
Selami dunia Mari E. Mulyani yang berputar antara isu deforestasi, isu ?perampasan lahan? dan Aston Martin DB4 GT 1960.
12 Aug 2015


 “Ancaman terbesar lingkungan hidup di Indonesia, selain isu deforestasi dan isu perampasan lahan adalah isu yang berhubungan dengan pemanasan global. Salah satu dampak utamanya adalah kenaikan permukaan laut. Sekitar60 persen penduduk Indonesia tinggal di sekitar garis batas pantai. Ini berarti kenaikan permukaan laut akan berdampak besar pada kehidupan mereka, pada infrastruktur, pertanian, penangkapan ikan, dan kesehatan. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di batas garis pantai ini tergolong miskin,” ujar Mari E. Mulyani, SIP., M.Si., Phd. Mari lulus S1 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta jurusan Hubungan International tahun 1995 dengan predikat cum laude, kemudian tahun 2009 lulus cum laude S2 dari Universitas Indonesia untuk jurusan Ilmu Lingkungan Hidup. Fokus ilmu yang ia gali di UI ini membuat Mari semakin jeli melihat kasus-kasus yang berhubungan dengan lingkungan.

Bagaimana Oxford setuju dengan topik yang Mari ajarkan?

Menurut saya, beberapa dosen senior merasa sudah saatnyabagi Universitas Oxford, memiliki mata kuliah dengan studi kasus negara-negara di Asia Tenggara khususnya Indonesia. Banyak yang bilang sebenarnya sudah sedikit terlambat, karena usia Universitas Oxford yang hampir 1000 tahun ini belum memiliki mata kuliah utama tentang isu lingkungan di ASEAN. Katalis lainnya, kemungkinan besar adalah kehadiran saya di Oxford. Saya adalah mahasiswi D.Phil pertama dari Indonesia di ‘School of Geography & the Environment’. Alhamdulillah saya lulus dengan sangat memuaskan. Disertasi S3 saya saat ini menjadi salah satu model disertasi. Terakhir kali saya mendengar beberapa dosen meminta para mahasiswanya untuk membaca disertasi saya sebagai contoh sebelum mereka membuat disertasi. Saya membaca situasi baik ini dan berkeyakinan bahwa saya memiliki amunisi untuk mempromosikan Indonesia sebagai subyek perkuliahan. Pemikiran awal saya adalah menciptakan subyek baru ‘natural resource management in Indonesia'. Setelah melalui berbagai diskusi akhirnya Oxford dan saya memutuskan untuk memperkenalkan subyek 'ASEAN environment and natural resource management”.

Menurut Mari, ASEAN adalah pemain penting di kancah international urusan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan global. Beberapa isu lingkungan krusial meliputi polusi udara yang diakibatkan oleh tingginya emisi gas karbon dan metana yang berpengaruh besar pada menurunnya kesehatan manusia dan pengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu isu 'perampasan lahan' menjadi isu besar sejak awal tahun 1990-an. Isu ‘perampasan lahan' secara besar-besaran terjadi karena adanya 'cropcommodity boom', yakni peningkatan drastis komoditas pertanian seperti kopi, kakao, kayu, dan minyak sawit.”

Jalanan kecil di Oxford terasa pendek dibandingkan dengan cerita yang disampaikan Mari. Bangunan-bangunan Gothic berusia lebih dari 500 tahun bersisian di kanan kiri. Kebetulan saat ini adalah hari wisuda, sehingga pemuda-pemuda berjas hitam dasi kupu-kupu ada tersebar berjalan kaki dimana-mana, sementara yang mahasiswi mengenakan evening dress yang cantik. Mari berjalan dengan gesit (seperti umumnya warga Oxford), tak ada kesan bahwa wanita petite ini bersama suaminya kerap mengikuti rally mobil klasik seperti di ‘Cento Ore’ di Italia, ‘Tour Auto’ di Perancis, ‘Gstaad Rally Classic’ di Gstaad Swizerland, ‘Tour Britania’ di Inggris, dan di Portugal. Mereka melaju dengan 1973 Ferrari Daytona 365 GTB/4, 1956 Bentley S1 Continental Fastback Coach rakitan H J Mulliner, atau dengan 1924 Bentley 3 Litre 'Speed Model'. Namun mobil favorit yang Mari kendarai adalah 1960 Aston Martin DB4 GT. Pada satu unggahannya di Facebook, ia menulis: “A pity that McLaren, the F1 constructor, did not design their GT car for petite Indonesian ladies. I had to put on my 12cm heels to reach the pedals! LOL--- It's fun though!

Apa sebenarnya misi yang ingin Mari sampaikan di Oxford? “Saya ingin menempatkan Indonesia sebagai subyek perkuliahan disalah satu universitas terbaik di dunia, saya ingin mempromosikan Indonesia sebagai negara yang penting untuk diperhitungkan di kancah internasional. ”Selain Oxford, Mari juga memiliki harapan untuk mahasiswanya di Indonesia. “Mereka cukup optimis bahwa negara kita dapat mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup. Lebih dari separuh mahasiswa UI di program pasca-sarjana ilmu lingkungan adalah pegawai pemerintah. Mereka dikirim oleh kementerian misalnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Energi dan Mineral, Badan Informasi dan Geofisika. Ini hal yang bagus sekali, menunjukan keseriusan pemerintah.” (SYAHMEDI DEAN) Foto: Chung-Han Yang

 

Author

DEWI INDONESIA