Koreografer Eko Supriyanto dan Kesibukan yang Artistik
Ia menikmati jadwalnya yang padat untuk proyek kolaborasi dan pribadi
27 Feb 2013


Penari dan koreografer Eko Supriyanto sangat sibuk. Ibarat lalu-lintas di Jakarta, kesibukannya sekarang tergolong “padat merayap”. Di bulan Februari ini ia mulai menyiapkan pementasan Buto Musikal yang akan berlangsung sebulan penuh, dari 1 Juni sampai 30 Juni 2013.

Lebih dari  50 personil akan terlibat di pementasan ini. Pola latihannya adalah  “training, rehearsal, performance” yang  menunjukkan bahwa tari tidak hanya berhubungan dengan gerak semata. Tari, menurut Eko, lebih dalam dari itu.  Sebab  setiap gerak berawal dari ide.

“Yang penting bukan cuma hasil tarian, tapi juga proses yang membuat tarian itu tercipta,” katanya.

Selain di Buto Musikal, ia juga terlibat di Long House Project bersama koreografer senior Sardono W. Kusumo, yang  bertujuan mengeksplorasi  kosakata gerak dari interaksi dengan wilayah laut di Indonesia.  Kesibukannya makin bertambah dengan menyiapkan Festival Jailolo yang akan berlangsung pada 16 Mei sampai 18 Mei 2013 mendatang serta  pertunjukan tari bersama koreografer Jerman Arco Renz yang akan dibawa berkeliling ke beberapa negara, di antaranya Lithuania. Ia melengkapi menu sibuknya dengan mengerjakan disertasi doktoralnya serta menjadi juri di beberapa lomba tari, salah satunya lomba Tari Melayu di National University of Singapore.  “Pokoknya sibuknya lagi “keren” banget,” katanya, seraya tertawa.  (ISA), Foto: Dok. Dewi

 

Author

DEWI INDONESIA