Lima Irama Seksi Pilihan Rama Widi
Hiasi pengalaman bermusik Anda dengan lima lagu instrument harpa terseksi versi Rama Widi
18 Jan 2013


1. Adieu to His Native Land, John Thomas

Besarnya cinta seorang kakak kepada adik diwujudkan melalui karya indah ini. Lagu ini mengungkapan perasaan John Thomas, harpis terkemuka asal Wales, Inggris) untuk adik lelakinya, yang juga seorang harpis. Saat itu, sang adik akan merantau ke Amerika dan John menyadari sebuah kemungkinan bahwa ia tidak akan bertemu lagi. Ketika sang adik mengucapkan selamat tinggal (Adieu), sang kakak memainkan karyanya hingga kapal sang adik berlabuh. Lagu ini mengambil sebuah tema melodi dan digubah menjadi variasi yang menarik.

2. La Source, Alphonse Hasselmans

Bila Anda ingin tahu mengapa harpa sering dikatakan alat musik dewa, Anda harus mendengarkan La Source atau The Source. Nada-nada yang dihasilkan dalam karya ini benar-benar seperti aliran air dengan notasi yang tersusun rapi dan bukan dengan teknik glissando. Bagi Rama, lagu ini sangat berkesan. Saat pertama kali memelajarinya, ia senantiasa membayangkan suasana sungai yang tenang hingga air terjun tang deras. Namun, setelah beberapa tahun belajar harpa dan mendapat banyak “warna”, bayangan air tersebut bukan lagi pada nuansa air, melainkan sebuah penciptaan dunia di mana nuansa lagu ternyata bisa dibuat gelap pada awalnya dan mulai dimasukkan warna-warna lainnya hingga penciptaan selesai.

3. Aria in Classical Style, Marcel Grandjany

Karya ini dibuat oleh seorang harpis yang dikenal selalu menggunakan nada (accord) dengan jangkauan sangat luas, Marcel Grandjany. Bukan hanya untuk menghasilkan warna yang lebih maksimal, tetapi juga konon Grandjany memiliki tangan yang sangat besar hingga memungkinkan untuk menggapai notasi-notasi tersebut. Lagu dimulai dari hal sederhana hingga rumit. Walaupun begitu, lagu ini sering dapat menyentuh hati para pendengar dan sesekali membuat pendengar menangis karena pemilihan harmoni yang sangat bagus sehingga menyebabkan nuansa di sekeliling pendengar menjadi tenteram. Karya Aria in Classical Style ditulis untuk harpa dengan strings orchestra.

4. Song in The Night, Carlos Salzedo

Song in The Night adalah terobosan seorang harpis dan komponis harpa yang ingin memaksimalkan kemampuan harpa untuk menghasilkan suara. Dalam lagu ini kita bukan hanya akan mendengar warna yang berbeda dari biasanya, akan tetapi juga akan melihat cara bermain yang berbeda. Berbagai macam terobosan dilakukan dalam lagu ini. Di antaranya glissandi dengan menggunakan kuku, memetik dengan kuku, menggesekkan telapak tangan ke senar, dan puncaknya adalah saat pemain mengetuk sound board harpa untuk dijadikan instrumen perkusi!

5. Legende, Henriette Renie

Legende atau Legend merupakan puncak dari kepiawaian seseorang dalam bermain harpa. Selain karya ini panjang, dari segi teknik juga sulit. Karya ini membawa cerita. Setiap kalimat atau tone menjadi simbol. Menceritakan kisah seorang ksatria yang pergi ke hutan untuk mencari sang kekasih yang menghilang. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan ratu peri yang jatuh cinta kepada sang ksatria dan membujuk untuk menghentikan misinya dan mengikuti sang ratu. Namun keteguhan hati telah menghentikan permintaan ratu peri. Penolakan ini membuat sang ratu memberikan mantra agar ksatria tersebut mau tinggal bersamanya. Dan itulah yang kemudian terjadi. Saat keduanya berjalan di hutan dan melewati sebuah danau, ksatria tersebut melihat sebuah patung yang mengingatkannya kembali pada tujuan utamanya. Patung tersebut sangat mirip dengan kekasihnya. Sang ksatria menjadi marah karena kekasihnya telah disihir menjadi batu. Kesedihan meluap menjadi kemarahan yang menghasilkan pertarungan sengit antara ksatria dan ratu peri. Di tengah pertarungan, sang ratu berhasil menusukkan jarinya ke badan ksatria yang berakhir dengan kematian.

Hmm, seperti apa sih denting harpanya? Yuuuk kita dengarkan bersama-sama.

 

Author

DEWI INDONESIA