Melihat Dunia Melalui Imajinasi Anak-Anak yang Inspiratif
Pameran seni yang mengekspresikan karya imajinasi anak-anak.
7 Feb 2015


Benak pikiran, akal dan tingkah laku anak-anak adalah suatu hal yang membosankan dan jauh dari menyenangkan. Berpikirlah sekali lagi dengan penuh kematangan.

Siapa ingin ke Neverland? Berhentilah menjadi dewasa, berimajinasilah dalam kebebasan tanpa batas ruang. “My parent wanted me to grow up” ujar Wendy Darling. “growing up is such a barbarous business, full of inconvenience... and pimples," balas Captain Hook dengan suara parau. Dialog ini dipetik dari film Holywood berjudul Peter Pan (2003), film yang diangkat dari novel karya penulis Skotlandia, J.M. Barrie tahun 1902. Diceritakan bahwa Peter Pan adalah sosok yang selamanya hidup dalam childhood, penuh imajinasi dan petualangan di pulau bernama Neverland. 

Menetapkan kekuatan fantasi anak-anak dalam berkarya tampaknya adalah formula rahasia yang sudah tertangkap oleh perupa-perupa tertentu, formula ini menularkan keriangan. Cara pandang childhood yang dipenuhi keriangan ini pun ditemukan dalam pameran seni dari komunitas Seni Roepa Doea Pintoe. Bertempat di Galeri Nasional.

Salah satu karya lukisan Hayatuddin dengan judul ‘Menunggu Pulang’, yang memberi arti pada imajinasinya “Saya seperti rindu pada masa kanak-kanak dulu, bermain dengan teman-teman dan rasanya saya seperti menunggu waktu yang tepat untuk bisa pulang ke masa-masa tersebut."

Bahwa kehidupan anak-anak adalah kehidupan yang paling surgawi, penuh keberanian, khayalan dan senda gurau. Mata anak-anak bebas dari hukum proporsi, komposisi, prespektif, dan logika, sehingga apa yang mereka visualkan adalah kejutan di mata dewasa. (DN/WN) Foto: DN, dok. Komunitas Seni Roepa Doea Pintoe

 

Author

DEWI INDONESIA