Mencari Ombak di Art Jog 13
Di perhelatan seni ini, budaya maritim jadi landasan karya para seniman.
12 Jul 2013


Kendati telah hampir satu pekan Art Jog 13 diadakan, animo pengunjung perhelatan seni rupa tahunan yang diselenggarakan oleh Jogja Art Fair dan Heri Pemad Art Management ini tak juga surut. Sejak malam pembukaan yang dihadiri oleh lebih dari 8000 pengunjung pada Sabtu (6/7) lalu, lebih dari seribu pengunjung datang ke Taman Budaya Yogyakarta untuk melihat karya-karya dari para seniman yang ikut dalam Art Jog 13 setiap hari.     

“Dua hari terakhir ini terjadi peningkatan pengunjung,” ujar Heri Pemad, CEO Art Fair Jogja,

Peningkatan menurutnya tak hanya terlihat pada jumlah pengunjung, tapi juga pada jumlah penjualan karya. “Saat preview untuk tamu VIP yang dilakukan sehari sebelum pembukaan saja, sudah 20 persen karya terjual. Hingga hari ini (Jumat, 12/7) penjualan karya sudah mencapai 54 persen,” lanjut Heri.

Dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Art Jog 13 yang dikuratori oleh Bambang Toko Witjaksono ini mengusung tema Maritime Culture.

Menurut Direktur Art Jog Satriagama Rakantaseta, dalam sambutan pembukanya, tema Art Jog 13 merupakan kelanjutan tema Art Jog tahun lalu, Looking East – A Gaze of Indonesian Contemporary Art.

Seperti tradisi dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, Art Jog 13 juga mengundang seniman untuk membuat karya komisi. Papermoon Puppet Theatre, sebuah kelompok teater boneka  yang didirikan oleh Maria Tri Sulistyani dan Aniek Rusmawati, menggarap sebuah instalasi yang mereka beri judul “Finding Lunang”.

“Kami berusaha menerjemahkan tema Maritime Culture itu ke dalam instalasi ini. Sebagai negara maritim, Indonesia, atau Nusantara cukup menarik hingga membuat sejak lama banyak orang dari negara-negara jauh mencari negeri ini dengan berbagai alasan dan kepentingan. Orang-orang itu kami analogikan sebagai tujuh petualang yang berkeliling di komidi putar ini untuk mencari seorang anak bernama Lunang yang menjadi representasi Nusantara.  Lunang sendiri dalam bahasa Jawa Kawi berarti ombak,” ujar Iwan Effendi, yang menjadi direktur artistik pertunjukan ini, didampingi sang istri Maria Tri Sulistyani alias Ria Papermoon.

Sabtu (13/7) dan Minggu (14/7) Papermoon Puppet Theatre akan mementaskan pertunjukan "Man of The Sea" yang merupakan rangkaian dari instalasi mereka.

Selain karya komisi tersebut, Art Jog juga menghadirkan presentasi khusus dari seniman Austria yang bermukim di New York, Stefan Sagmeister.  Karya-karya seniman yang piawai mengeksplorasi kekuatan kata ke dalam bentuk visual tersebut tersebar dalam bermacam media untuk beragam klien mulai dari The Rolling Stones, HBO, Guggenheim Museum hingga Time Warner. Untuk Art Jog 13, Sagmeister menghadirkan tiga instalasi videonya yang berjudul "Now Is Better", "Be More Flexible", dan "If I Do Not Ask I Won’t  Get".

Tahun ini, untuk pertama kalinya Art Jog menyelenggarakan kompetisi Young Artist Award untuk seniman muda yang  berusia di bawah 33 tahun.

“Meski  masih ada beberapa gap yang jauh sekali secara kualitas antara seniman muda dan senior, terutama dari segi eksplorasi tema, kami menemukan kreativitas yang menjanjikan dari para peserta kompetisi ini,” kata Farah Wardani, yang bersama Aminuddin Th. Siregar dan Hendro Wiyanto menjadi juri kompetisi ini. (ISA), Foto: ISA

 

Author

DEWI INDONESIA