Mengenal Lebih Dekat Sosok di Balik Bali Zoo, Lesmana Putra
Lewat Bali Zoo Lesmana Putra ingin meningkatkan kebahagiaan pengunjung, pekerja dan juga satwanya.
15 Jul 2015


“Kalau binatangnya bahagia, pengunjung akan tertular bahagia, dan tentunya karyawannya juga ikut bahagia,” ungkap Lesmana Putra, yang kini menjabat sebagai General Manager Bali Zoo Bali Zoo yang didirikan di tahun 2002 merupakan kebun sekaligus area konservasi binatang pertama di kawasan Bali. Anak Agung Gde Putra, ayah dari Lesmana Putra sendiri yang mendirikan dan mengurusnya bertahun-tahun. Singgasana itu kemudian beralih padanya. Meski ia mengaku pada awalnya tak merasa begitu dekat dengan binatang. “Beda dengan adik saya yang lebih maniak binatang,” akunya jujur.

Realitanya kini justru berkebalikan. Dewi yang kala itu berkesempatan menemuinya di siang hari mendapati Lesmana sedang akrab berinteraksi dengan seekor Gibbon, sejenis primata, yang ia beri nama Paris. Paris dengan nyaman duduk di pundak Lesmana, sesekali mengalungkan tangannya tanda memeluk. Serasa tak ingin dilepaskan. Barulah kemudian ia mengakui, “Saya mengandalkan naluri juga common sense. Bagaimanapun mereka juga makhluk hidup yang patut dicintai. Lama-lama naluri itu tumbuh, tepatnya semenjak saya sempat bermukim di Singapura,” ungkapnya.

Pada saat itu, rumah Lesmana Putra di Singapura letaknya berdekatan dengan Singapore Zoo. Sebulan sekali mendatanginya di waktu senggang semasa kuliah dan bekerja di sana, lelaki lulusan Desain Komunikasi Visual dari Raffles Institute Singapura ini termotivasi. “Saya ingin sekali lebih menguatkan apa yang selama ini telah ayah saya bangun. Terutama menyoal kesejahteraan seluruh binatang,”ungkapnya.

Karenanya, lelaki pemilik nama lengkap Anak Agung Gde Lesmana Putra ini melakukan perombakan dan menjadikan Bali Zoo pada tahun 2011 hingga 2012 memiliki lonjakan pengunjung sebanyak 100%. Ia tak hanya menjadikan binatang sebagai tontonan. Banyak kandang dibereskan, dipugar, lalu dikurangi pembatas berupa jeruji besinya, namun tetap aman bagi pengunjung. Kandang para satwa ia biarkan mirip dengan habitat aslinya, meski perombakan yang ia lakukan membutuhkan waktu cukup lama, 8-10 bulan. Misalnya kandang singa yang dapat langsung Anda temui di pintu masuk Bali Zoo. Lesmana menambahkan sungai di dalamnya, membuat para singa tidak dapat melompat keluar area kandang. Kenyamanan satwa pun ia pikirkan masak-masak. Ia meningkatkan kualitas hidup satwa dengan menambahkan beberapa elemen di dalam kandang. Masih di kandang singa, Lesmana membuatkan sejenis rusa-rusaan untuk melatih otot gerak dan kelincahan mereka guna melatih produktivitas. Sesekali rusa-rusa buatan tersebut dimasukkan ke dalam kandang. Pun halnya dengan ditambahkannya tanah bekas urine beberapa binatang untuk mengasah penciuman para raja hutan ini. Guna memastikan seluruh satwa dalam kondisi tidak stres dan dalam penanganan yang tepat, secara berkala setiap harinya, Lesmana meluangkan waktu untuk berkeliling di kebun satwa seluas 22 hektar ini. Lagi-lagi ia mengungkapkan, “Kebahagiaan para satwa di sini juga akan berbanding lurus dengan kebahagiaan para pengunjung. Kami pun akhirnya berdedikasi dengan penuh hati,” tambahnya. (AJENG PUSPITA) Foto: Ida Bagus Andi Sucirta

 

Author

DEWI INDONESIA