Menyembuhkan Trauma Melalui Yoga Bersama Komunitas Yoga Gembira
Tak hanya berolahraga, komunitas yoga gembira juga turut beraktivitas sosial menyembuhkan trauma para korban bencana alam
23 Jun 2015


Enam tahun lalu sempat muncul wacana bahwa kegiatan yoga akan diharamkan. Hal tersebut membuat sebagian kalangan masyarakat berpikir ulang untuk melakukan yoga. Melihat hal itu, Yudhi Widyantoro merasa tergugah. Ia bertekad bahwa masyarakat harus tahu esensi yoga. “Tujuan akhir yoga ialah untuk mencapai samadi. Semacam buah yang dihasilkan oleh pohon. Buah bukan berfungsi untuk pohon saja tetapi juga untuk kehidupan makhluk hidup di sekitarnya. Yoga juga bertujuan memberikan manfaat baik bagi orang lain selain pelaku yoga dan pengajar yoga,” kata Yudhi.

Ia lantas menggagas komunitas yoga gembira untuk mengubah persepsi masyarakat akan kegiatan yoga yang terkesan berat, membosankan, dan nyaris diharamkan ketika itu. Saat mengajar, Yudhi menekankan pada pose-pose yoga yang dilakukan dengan bantuan dari orang lain. Hal itu digagas guna menanamkan nilai kerjasama antar peserta yoga.  Setiap hari Minggu pagi sejak tahun 2010 ia mengadakan aktivitas yoga di Taman Suropati. Hingga kini setiap kegiatan minimal diikuti oleh 70 peserta.

Menyadari komunitasnya tumbuh semakin besar, Yudi hendak kembali menegaskan tujuan komunitas tersebut yakni beryoga, bergembira, berilmu, dan beramal. “Prinsip kami ialah keadilan dan keberpihakan kepada yang lemah,” lanjut Yudhi. Ia lalu mengadakan Festival Yoga Gembira. Sebuah festival yang mengundang 27 pengajar yoga, meditasi, dan pilates dalam negeri untuk berbagi berbagai macam teknik yoga pada peserta. Festival tersebut bertujuan untuk menggalang dana bagi kesejahteraan anak-anak jalanan yang tergabung dalam DILT Foundation.

Aktivitas sosial tak hanya dilakukan melalui festival. Ketika terjadi longsor di Banjarnegara, komunitas ini memberikan sejumlah donasi yang diperlukan bagi anak-anak korban longsor. Yudhi pun menyempatkan diri berkunjung ke lokasi pengungsian untuk mengajar yoga pada anak-anak di sana. “Sebenarnya saya memberikan trauma healing tetapi saya tidak menyebutnya demikian. Saya memberikan gerakan-gerakan yang fokus pada pernapasan sehingga mampu membuat mereka merasa tenang. Mengajarkan mereka agar fokus pada saat ini demi menghilangkan memori buruk. Kegiatannya dilakukan sembari bermain,” ujar Yudhi.

Misi berilmu dilakukan dengan mengadakan diskusi yang mengundang praktisi dari topik yang diangkat. Menurut Yudhi, praktisi tersebut bisa berasal dari peserta yoga yang menguasai tema atau dari pihak luar, “Kami pernah menjalin kerjasama dengan WHO untuk membicarakan topik kesehatan jadi yang berbicara di forum diskusi ini ialah para dokter. Ada kalanya kami juga mengangkat topik tentang hari bumi dan mendatangkan teman-teman yang peduli lingkungan.” Melalui kegiatan rutin yoga gembira, Yudhi juga berharap akan adanya semaking banyak taman kota dan kiranya taman-taman tersebut tidak mengalami perubahan fungsi, “Kami berangkat dari taman dan di taman kita bisa menemukan keragaman.” (JAR) Foto: dok. Komunitas Yoga Gembira.



 

Author

DEWI INDONESIA