Mouly Surya Mengagumi Sastrawan Jepang
Sutradara ini menggemari novel Haruki Murakami yang tidak dipenuhi kalimat klise.
22 Mar 2013


Mouly Surya sebenarnya kurang suka ke luar rumah di hari libur. Ia menghabiskan waktu santainya dengan menonton film,  berselancar di internet atau membaca buku, selain bermain bersama putrinya yang masih balita. Siapa sastrawan favorit Mouly? “Haruki Murakami,” katanya, menyebut nama penulis Jepang terkemuka itu. Ia mengenal karya-karya Murakami dari sahabatnya, sesama sutradara, Edwin.

“Sudah banyak cerita di dunia ini, tapi saya suka cara Haruki bercerita. Saya tidak menyukai diksi yang mendayu-dayu. Saya suka bahasanya yang mudah dicerna, tapi kalimatnya tidak kiise,” ujarnya.  Ketika itu ia melihat Norwegian Wood  di satu toko buku di Jakarta, lalu membelinya sebagai novel pertama dari Murakami yang dibacanya. Novel  tersebut mengisahkan masa muda dan persahabatan, yang diwarnai kehilangan, petualangan dan bunuh diri orang-orang tercinta. Novel yang gelap, tapi juga indah.

Setelah filmnya Fiksi menang di ajang Festival Film Indonesia pada 2008 dan Mouly dinobatkan sebagai sutradara terbaik di ajang yang sama,  film keduanya Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta atau disingkat  Tidak Bicara Cinta meraih  penghargaan di festival film internasional Rotterdam 2013. “Buku terakhir yang saya baca juga novel Haruki, 1Q84,” katanya. Protagonis dalam novel ini adalah seorang perempuan dan pembunuh.  (LC) Foto: Dok. Dewi

*)Lebih jauh tentang Mouly Surya dapat disimak di Majalah Dewi edisi Mei 2013.

 

Author

DEWI INDONESIA