Pameran Lukisan Chris Suharso di Art:1
Semesta di atas kanvas Chris Suharso hanya berisi keindahan dan kedamaian.
30 Aug 2014


Nama Chris Suharso mungkin agak terlupa kini, belasan tahun dari saat ia tutup usia pada 17 Januari 1999. Namun lewat pameran tunggal “The Tranquil World of Chris Suharso” seniman yang lahir di Solo, Jawa Tengah pada 8 Juni 1933 itu seperti tengah menyegarkan lagi ingatan pencinta seni rupa pada keberadaannya di lini seni lukis beraliran realis-impresionis. Chris Suharso yang dianggap merupakan salah satu seniman yang signifikan dalam perkembangan aliran realis-impresionis di Indonesia ini memang dikenal melalui penggayaan impresionis dengan Bali sebagai tema favoritnya. Namun tak hanya Bali, ia pun kerap melukis berbagai obyek lain mulai lansekap, potret, flora, fauna hingga epos.  

Dibuka oleh Veronika Basuki Tjahja Purnama yang adalah ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta, pameran yang berlangsung  di Art:1 New Museum and Art Space yang berada di jalan Rajawali Selatan Kemayoran mulai 29 Agustus hingga 27 September 2014 mendatang ini memamerkan puluhan karya lukis Chris Suharso dengan berbagai media seperti cat minyak, cat air, pastel, serta pensil. Selain pameran lukisan, diluncurkan pula buku berjudul sama, “The Tranquil World of Chris Suharso” yang menurut Martha Gunawan, pendiri Art:1 telah mulai dilakukan pengerjaannya sejak dua tahun seblum sang seniman tutup usia. “Sempat lama terhenti. Syukurlah, akhirnya buku ini bisa selesai dan pameran ini bisa digelar,” kata Martha.

Putri Chris, Sari Suharso yang mewakili keluarga juga menyerahkan sebuah lukisan karya ayahnya untuk dilelang secara tertutup dan seluruh hasil penjualan lukisan berjudul “Kembang Sepatu” itu diserahkan kepada YKI DKI Jakarta yang dipimpin oleh Veronika. “Sejak ayah meninggal karena kanker liver yang dideritanya, kami sekeluarga sepakat untuk bisa terlibat dalam upaya penanggulangan kanker dan ini salah satu cara kami memenuhi janji itu,” kata Sari yang disambut dengan haru oleh Veronika serta beberapa koleganya dari YKI seperti Dr. Purnomo Sigit Sidi serta Dr. Carmen Jahja dan Inda Noerhadi. Lukisan itu ditawarkan pada harga 35 juta rupiah dan akan dilepas kepada penawar tertinggi. Proses lelang sendiri akan berlangsung sepanjang masa pameran dan pemenangnya akan diumumkan sehari setelah penutupan pameran yakni pada 28 September 2014 mendatang. (ISA), Foto: Dok. Art:1

 

Author

DEWI INDONESIA