Pelukis Kartini Basuki: Berhenti Melukis adalah Dosa
Selama 30 tahun berkarya, ia menampilkan eksplorasi dan pencarian diri tanpa henti dalam kanvas.
29 Apr 2013


Kartini Basuki mulai melukis pada 1984, berguru pada Sudjojono,  bapak seni rupa Indonesia modern. Setahun setelah itu sang maestro tutup usia. Namun, Kartini selalu ingat pesannya. Menurut Sudjojono, dua sikap mendasar dalam melukis adalah semangat dan rasa percaya diri. Kartini pun terus melukis.

Pada 1987, ia ikut dalam pameran lukisan yang menampilkan karya-karya pelukis terkemuka Indonesia, seperti Affandi dan S. Sudjojono. Kurator pameran ini pelukis dan pematung Prancis, Didier Hamel.  Tajuknya, potret diri.

Namun, lukisan potret karya Kartini tidak mengetengahkan teknik akademik sama sekali. Ia menitikberatkan pada eksplorasi dan penemuan diri dalam gaya personalnya. Paduan kontras gelap dan terang tampak kuat dalam subjek-subjek lukisannya berupa bunga.

Lebih dari 100 lukisan telah diciptanya, dengan tujuh kali pameran di rentang waktu antara 1987 dan 1988. Ia tidak pernah berhenti mengikuti panggilan jiwanya. Kata-kata sang guru selalu terkenang bahwa berhenti melukis merupakan sebuah dosa.

Pada 22 April 2013 hingga 10 Mei 2013, Kartini memamerkan lukisan-lukisannya di Hotel Four Seasons, Jakarta. Pameran ini disertai peluncuran bukunya, Kartini, 30 Years in Art. Pameran dibuka oleh Titiek Suharto, ketua Yayasan Seni Rupa Indonesia.   Foto: Four Seasons Hotel

 

Author

DEWI INDONESIA