POST Sediakan Wadah Untuk Ragam Rupa Ruang Kreatif
Mulai pop up book store hingga pameran seni, POST mendayakan kreativitas sebagai ruang publik.
20 Feb 2015


1 / 3

Di antara deretan kios makanan, benda vintage, dan busana yang memenuhi lorong Pasar Santa, sebuah pasar tradisional di bilangan Jakarta Selatan, terdapat sebuah ruang lain yang tampak menarik perhatian. Ukurannya tak lebih dari 10x10 meter. Lambang POST berwarna kuning dan hitam, serta tulisan “books, gathering, and all things creative” mengundang mereka yang lewat untuk berhenti. Sekali waktu tempat tersebut merupakan sebuah pop up book store. Di waktu lain, POST bisa beralih fungsi sebagai ruang pameran seni, fotografi, ruang diskusi, lokakarya, atau showroom interior.

“POST adalah ruang untuk buku, berkumpul, dan segala sesuatu yang kreatif,” ujar Maesy Ang, pemilik POST. Kerinduan akan sebuah ruang kreatif menjadi landasan Maesy Ang, Steven Ellis, dan Teddy W. Kusuma dalam mendirikan POST. Mereka sadar akan berbagai komunitas kreatif yang terus bermunculan di Jakarta. Oleh karena itu, sebuah inisiatif menyediakan ruang untuk menyalurkan kreativitas didirikan. Mendirikannya di pasar tradisional bukan tanpa alasan. Melihat Pasar Santa telah dipenuhi kios yang didirikan oleh individu kreatif membuat pemilik POST percaya bahwa lokasi tersebut bisa menjadi wadah tepat.

Kolaborasi dengan berbagai komunitas kreatif menjadi tujuan utama POST. Enam bulan setelah didirikan, POST dipadati berbagai agenda. “Setiap minggu kami memiliki acara yang berbeda tergantung dari ide kolaborasi antar komunitas kreatif yang bekerjasama dengan kami. Hanya saja pada minggu pertama di setiap bulan, Post berfungsi sebagai toko buku,” kata Maesy yang juga menyediakan buku-buku dari beberapa penerbit independen. Diskusi film, musik, kewirausahaan, dan teknologi menjadi acara yang diselenggarakan di hari lain. Lalu ada kalanya ekshibisi fotografi dan pameran interior produk local memenuhi euang kreatif POST.  “Kami ingin bekerjasama dengan lebih banyak penerbit independen, individu serta komunitas kreatif,” tegas Maesy. (Joan Aurelia) Foto: dok. Pos

 

Author

DEWI INDONESIA