Saparinah Sadli Memimpikan Kota Ramah Manula
Selain memperjuangkan keadilan bagi perempuan, ia juga menyuarakan hak manula.
8 Feb 2013


Saparinah Sadli tampak segar dan gesit di usianya yang menjelang 86 tahun. Ia masih membimbing tesis dan menguji mahasiswa program pascasarjana di Fakultas Psikologi dan Kajian Gender Universitas Indonesia.  

Puluhan tahun ia aktif menyuarakan dan memperjuangkan keadilan bagi perempuan. Kali ini ada hal yang tak kalah penting baginya.

“Soal manula (manusia lanjut usia),” katanya.  Ia ikut perkumpulan Asta Dasa Guna, yang beranggotakan sekitar 150 perempuan usia 80 tahun ke atas. Acara perkumpulan ini diselenggarakan sekali dalam tiga bulan. Ceramah dokter dan vokal grup tercantum dalam  jadwal undangan.  Anggota yang usianya lebih dari 90 tahun akan memperoleh semacam penghargaan.

“Mengapa tidak ada majalah khusus manula?”  katanya. Menurut Saparinah, tulisan-tulisan yang bersifat “mencerahkan” dan memberi semangat sangat diperlukan untuk dibaca para manula, “Misalnya tentang orang seumur saya yang masih aktif dan sehat.”

Ia juga melontarkan ide tentang Jakarta sebagai kota ramah manula, bagaimana membuat trotoar yang aman dan nyaman bagi orang lanjut usia. (LC) Foto: Dok. Dewi.

 

Author

DEWI INDONESIA