Tak Ada yang Bosan Menonton Sampek Engtay
Setelah 25 tahun mementaskannya, Teater Koma membuat lakon lama tetap memukau dengan bumbu aktual.
14 Mar 2013


1 / 1
Suara tawa berkali-kali membahana dalam ruang pertunjukan Gedung Kesenian Jakarta  pada Rabu malam, 13 Maret  2013. Penonton yang memenuhi ruangan tergelitik oleh laku para pelakon Sampek Engtay yang dipentaskan oleh Teater Koma. Duo pemain muda, Tuti Hartati (Engtay), dan Ade Firman Hakim (Sampek), beradu peran dengan aktor senior Budi Ros (Ciok), dan Ratna Riantiarno (Nyonya Ciok) serta Anneke Sihombing, pemeran Jinsim yang pernah diganjar rekor MURI karena telah sepanjang 16 tahun memerankan tokoh  tersebut. Teater Koma akan mementaskan  lakon ini setiap hari hingga Sabtu 23 Maret 2013 mendatang.

Sampek Engtay merupakan lakon yang paling sering dimainkan oleh Teater Koma dan sudah disaksikan puluhan ribu penonton dari generasi ke generasi,” kata N. Riantiarno, penulis naskah dan sutradara pementasan ini selama 25 tahun terakhir. Animo penonton pada lakon yang diadaptasi dari cerita roman klasik Cina ini masih sangat tinggi dengan rentang profil penonton yang beragam. 

Pada pementasan  perdananya semalam, wajah-wajah muda berbaur bersama pencinta Teater Koma yang biasa terlihat pada pementasan-pementasan sebelumnya, bersama-sama mengapresiasi penampilan para pemain  dari kelompok teater yang didirikan pasangan Nano dan Ratna Riantiarno pada 1 Maret 1977. Regenerasi dan kesediaan menyerap hal-hal aktual di masyarakat  merupakan resep Teater Koma untuk membuat  setiap pementasannya  terasa mutakhir meski  membawakan naskah lama.  Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation yang menjadi sponsor pertunjukan ini menyatakan senang dapat kembali mendukung Teater Koma yang selalu konsisten menggelar pementasan setiap tahun. (ISA), Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation

 

Author

DEWI INDONESIA