Tragi-Komedi Manusia di Kertas Putih Pak Raden
Suyadi aliasi Pak Raden memamerkan sketsa lucu, kritis, sarat sentuh silang budaya Indonesia-Prancis
10 May 2013


Kejujuran adalah nyawa seorang seniman untuk mampu menghasilkan karya besar. Kesejatian mereka terukur dari ketahanan karya-karyanya terhadap ujian waktu. Dua elemen itu pula yang ditampilkan Pak Raden dalam pameran Noir et Blanc.

Tak banyak yang tahu kalau payung karya Suyadi alias Pak Raden adalah gambar. Pak Raden banyak menghasilkan buku cerita bergambar untuk anak, kemudian dipercaya juga sebagai ilustrator buku pelajaran Bahasa Indonesia Ini Budi pada tahun ’70-an. Tak juga banyak yang tahu, salah satu tokoh dunia yang sangat menginspirasinya adalah Walt Disney, terutama lewat film Snow White yang pada akhirnya melambungkan keinginan Pak Raden tinggi-tinggi dalam film animasi. Ia kemudian terkenal berkat karyanya film seri televisi Si Unyil  dan di film tersebut ia berperan mengisi suara untuk karakter Pak Raden, yang membuatnya kelak disapa dengan nama itu.

Noir et Blanc menyuguhkan sketsa di atas kertas dengan media pensil, merentang masa lalunya di Paris periode 1961-1964, ketika ia menimba ilmu animasi di sana. Dalam 60 sketsa yang dipajang di Bentara Budaya Jakarta dari 25 April 2013 sampai 5 Mei 2013 lalu tampak tema sosial yang kental, merekam gegar budaya yang dialami orang Indonesia di Paris, cara mereka bertahan di perantauan dan cara pandang orang Prancis terhadap mereka ini. Sketsa-sketsa tersebut terasa jujur, mengisahkan tragi-komedi orang Indonesia di Paris: dipandang merana karena tidak mengenal wine, kaget dengan suasana tahun baru di Champs-Elysees yang memperbolehkan siapa saja saling berpelukan dan berciuman, kendala bahasa yang menimbulkan kekonyolan, sebagai orang Asia yang dianggap ‘bahaya kuning’ bagi bangsa Barat, dan aksi membual untuk mendapat tempat di mata orang Prancis. Tertawa, sedih, tercenung merupakan reaksi Anda ketika melihat sketsa-sketsa ini. Selain penciptanya piawai, semua itu--menurut Piere Labrousse yang mengulas sketsa Pak Raden--mengungkap kekagumannya terhadap Prancis yang tak pernah usai.  (EF) Foto: EF 

 

Author

DEWI INDONESIA