Anorexia Athletica atau Exercise Bulimia?
Memiliki obsesi berlebihan dalam menjaga tubuh, mungkin Anda memiliki Anorexia Athletica atau Exercise Bulimia
13 Jun 2015


Sesuatu yang baik jika dilakukan secara berlebihan tentunya dapat menjadi bumerang yang membahayakan. Apalagi jika di baliknya ada obsesi khusus yang membuat orang tersebut rela melakukan segala cara. Seperti diungkapkan oleh Emilia Achmadi, “Apapun yang berhubungan dengan obsesi, walaupun pada hal yang positif, akan mengarah pada dampak yang negatif. Karena itu, jangan sampai Anda terjebak dalam obsesi.” Seperti hobi berolahraga yang dari segi kesehatan sangat baik dilakukan.  Namun, saat Anda terlalu terobsesi demi meraih postur tubuh impian sampai Anda pun lupa akan batasan fisik sendiri, jangan-jangan ada gangguan yang tengah menyerang diri Anda.

 

Dua istilah berikut merangkum jenis obsesi olahraga yang kerap dialami perempuan yang mendambakan postur tubuh idaman. Pertama Anorexia Athletica dan selanjutnya Exercise Bulimia. “Anorexia Athletica ditandai dengan olahraga berlebihan yang dilakukan terus menerus,” ujar Emilia Achmadi. Namun, seperti dituturkan dr. Grace Judio-Kahl, untuk urusan makan, Anorexia Athletica justru memiliki kontrol diri yang cukup baik. “Mereka dapat berjanji untuk berolahraga tepat waktu dan menjaga konsumsi yang dimakan. Keburukannya, mereka ini cenderung takut makan,” tambah dr. Grace Judio-Kahl.

 

Sementara Exercise Bulimia ditandai dengan kontrol diri yang sangat buruk, baik terhadap makanan maupun olahraga. “Mereka akan makan sebanyak-banyaknya, kemudian berolahraga sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, mereka menganggap sebanyak apa pun makanan yang disantapnya tidak akan membuat gemuk,” ungkap Emilia Achmadi. Namun, saat melakukan berbagai upaya olahraga ini, mereka jelas mengabaikan kapasitas fisik yang ada dalam dirinya. “Mereka akan makan sangat banyak saat kontrol dirinya sedang buruk, lalu melampiaskan rasa bersalahnya dengan berolahraga yang berlebihan sampai akhirnya jatuh pingsan,” ujar dr. Grace Judio-Kahl.  “Tandanya olahraga sudah melampaui batas, saat mereka mulai diliputi perasaan bersalah dan cemas yang berlebihan,” tambahnya. (MA) Foto: Iok Manggabarani.

 

 

Author

DEWI INDONESIA