Olahraga vs Kesehatan Jantung
Perhatikan rambu-rambu dalam berolahraga agar tidak menjadi bumerang bagi tubuh kita sendiri.
13 Feb 2014


Penelitian New England Journal of Medecine menyarankan agar kita melakukan jalan ringan atau jogging selama 2,5 jam seminggu untuk mengurangi sepertiga risiko serangan jantung dan stroke. Sementara di sisi lain, Anda mungkin pernah mendengar beberapa orang yang meninggal saat atau setelah berolahraga, yang biasanya disebabkan oleh serangan jantung mendadak. Menurut ahli jantung Dr. Aulia Sani, kemungkinan yang dapat terjadi adalah adanya gangguan pada jantung yang berdenyut secara tidak teratur, mungkin terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Jika jantung berdenyut terlalu cepat akan mengganggu kemampuannya untuk memompa darah dan dapat berhenti. Hal ini juga dapat terjadi karena stres. Saat berolahraga kita membutuhkan oksigen yang cukup, karenanya jika terjadi penyumbatan pembuluh darah akibatnya bisa fatal. Akan tetapi ada juga penyebab lainnya yaitu gangguan penyakit jantung koroner yang dapat terjadi bila pembuluh arteri koroner tersumbat dan menyempit karena endapan lemak. Jika darah tidak mengalir karena arteri koroner tersumbat orang tersebut dapat mengalami serangan jantung bahkan bisa meninggal. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, Anda harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1.    Lakukan olahraga secara rutin.
2.    Ketahui dengan baik kekuatan fisik Anda saat berolahraga karena mungkin stamina Anda sudah tidak seperti sebelumnya. Jika badan Anda sudah terasa sangat lelah jangan memaksakan untuk terus berolahraga, Anda dapat melanjutkannya di lain hari.
3.    Jika saat berolahraga Anda merasa mual, pusing, dan sesak napas, segera berhenti dan konsultasikan ke dokter.
4.    Pada awal latihan, jangan langsung melakukan gerakan yang ekstrim atau berat namun lakukan secara bertahap. (EU) Foto: Dok. Fotosearch

 

Author

DEWI INDONESIA