5 Ciri Khas Rumah Chitra Subyakto
Chitra Subyakto mengeksplorasi dunia pada kediamannya yang cantik, eklektik, dan Granny modernism.
26 Jul 2013


1 / 14
Di balik rimbun pepohonan di satu sudut jalan Paso, Cilandak, Jakarta Selatan, rumah ini berdiri. Chitra Subyakto, perempuan yang dikenal sebagai stylist dan costume designer, menata sendiri rumahnya di atas lahan seluas 600 meter persegi dan bangunan dua lantai. Dikatakan Chitra, konsep desain interiornya adalah sederhana: rumah yang nyaman untuk dirinya dan keluarga. Tak heran, rumahnya kaya akan sentuhan personal. Percampuran berbagai elemen, membuat rumah tampak apik dengan gaya eklektik yang dinamis dan intim. Simak 5 ciri khasnya berikut ini:

1. Elemen dekoratif hasil traveling. Mulai dari lonceng kuil dan prayer flag khas Bhutan yang menyambut di depan rumah, kartu pos-kartu pos dari Nepal sampai Jepang, peta-peta berbagai negara yang menghiasi dinding, hingga anyaman-anyaman yang dibawanya dari beberapa daerah di Indonesia. Semua mendeskripsikan kepribadian pemiliknya yang gemar jalan-jalan. “Rumah ini adalah rumah hasil perjalanan. Setiap saya jalan-jalan, saya senang membawa oleh-oleh untuk rumah,” kata Chitra.

2. Sentuhan benda-benda unik. Misalnya terlihat pada remake chairs di ruang tamu, yang berasal dari kursi antik hasil buruannya di pasar loak. Pelapis yang aslinya kulit diganti dengan kain tenun bermotif Bali dan Toraja. Alas lantainya bukan karpet biasa, melainkan kilim, alas lantai khas Persia. Sementara tirai yang menggantung adalah kain tradisional buketan khas Pekalongan yang digabungkan dengan aksen lace putih. Ragam elemen dekorasi tersebut membuat tampilan rumah berkesan unik tak jenuh dipandang.

3. Kental nuansa alam. Atap koridor dinaungi tanaman dan akar-akaran, sama halnya dengan tembok bercat terakota di sampingnya yang diselimuti tanaman rambat. Sejak di depan rumah, sudah terlihat citarasa sang pemilik yang menggemari nuansa hijau dalam rumah. Termasuk ke area belakang rumah yang terhitung cukup luas, menyatu dengan ruang makan dan ruang keluarga, membuat udara dan cahaya alami masuk bebas ke seantero rumah.

4. Tak harus 'mewah', namun kaya cerita. Chitra tak 'gengsi' untuk memakai barang loak. Kecuali televisi dan sofa di ruang keluarga, hampir semua benda adalah barang-barang bekas. Ada benda warisan dari orangtuanya, atau kakek-neneknya, ada juga hasil berburu di pasar loak dalam dan luar negeri. Chitra menyebut gaya ini dengan istilah ‘Granny Modernism’. “Karena benda-bendanya antik ala kakek-nenek semua, namun saya berikan sentuhan modern,” katanya. Tak ada pretensi sebuah rumah yang harus tampak ‘mewah’. Namun di sinilah menariknya, sebab terdapat cerita di balik setiap benda yang ada di rumah Chitra.

5. Skema warna ceria. Skema warna hadir atraktif ala bohemian chic, yang datang dari lampu unik di sudut hingga kursi yang disusun dari tumpukan kasur warna-warni. Padu-padan warna memberi kesan dinamis sekaligus citra visual yang tidak membosankan. Dalam mengatur warna, Chitra senang dengan warna-warna cerah yang menurutnya dapat membangkitkan energi untuk rumah sekaligus suasana hati. (Dewi Irma) Foto: Bobo Firmansyah

Ulasan lebih lengkap, baca majalah dewi edisi Juli 2013 pada rubrik Ruang.

 

Author

DEWI INDONESIA