Atapnya berbentuk seperti pegunungan dan terbuat dari bambu. Budi Pradono, arsitek dan pemilik rumah bambu bernama P House menciptakan atap tersebut guna menyimbolkan letak rumah yang dikelilingi lima pegunungan yang ada di Jawa Tengah. Material-material yang digunakan membangun P House ialah material lokal yang mudah ditemui di desa tersebut. “Bambu saya ambil dari tukang bambu yang ada di desa. Batu-batu saya dapatkan dari orang yang menjual tumpukan batu di pinggir jalan,” lanjut Budi yang juga memikirkan efisiensi biaya ketika merancang rumah tersebut.

Living room menyatu dengan ruang makan, dapur, dan kamar mandi. “Di rumah ini batas-batas direduksi,” ujar Budi yang juga menyebut rumah dengan istilah Borderless Home. Saat ini, rumah itu hanya ditinggali sang ibu seorang. Meski hanya dihuni satu orang, P House dilengkapi 5 kamar. “Saya tujuh bersaudara dan kami tinggal menyebar. Ada yang di Australia, Jerman, Timor Leste, dan saya sendiri di Jakarta. Rumah tersebut diciptakan sebagai tempat untuk kami pulang,” papar Budi. Satu momen yang membuat mereka berkumpul di P House ialah saat peringatan satu tahun wafatnya sang ayah. “Rumah yang baik akan menciptakan atmosfer yang baik bagi keluarga.” (JAR). Foto: dok. Budi Pradono Architect/Fernando Gomulya.