Ghea Panggabean: Symbolism
Ulasan koleksi Ghea Panggabean di Dewi Fashion Knights 2012.
3 Dec 2012


1 / 17
Jauh sebelum tren busana siap pakai menjadi fenomena di antara generasi muda Indonesia, Ghea Panggabean sudah terlebih dahulu menempuh rute tersebut. 30 tahun lalu, Ghea memilih untuk menggarap lini siap pakai—sesuatu yang tak lazim mengingat kecenderungan desainer Indonesia, terutama di masa tersebut untuk menciptakan koleksi adibusana. Cinta terhadap tanah air mendorongnya untuk memodernisasikan tekstil nusantara dalam konteks busana keseharian yang lebih mudah dikenakan oleh wanita.

Oleh sebab itulah Majalah Dewi mengundang Ghea Panggabean untuk berpartisipasi dalam ajang Dewi Fashion Knights: The Next Chapter tahun ini. Mengangkat tema Simbolisme, koleksinya kali ini konsisten mencerminkan aliran desain Ghea yang selalu terinspirasi oleh elemen etnik. Motif-motif wayang mendominasi rangkaian busana yang juga bersiluet khas Ghea—gaun-gaun berleher halter, tunik dan shift dress. Para penggemar setia Ghea tentunya dapat mengidentifikasi bahan beludru, motif jumputan dan aksesori antik yang juga merupakan karakteristik utama rancangan Ghea. Tata rias dramatis dan aksesori kacamata hitam berbingkai ornamentasi naga mengingatkan kita bahwa meski telah berkarya selama tiga dekade, Ghea selalu berhasil menyisipkan elemen fun dalam setiap show.

Berbicara mengenai showmanship, sekuens Ghea dibuka oleh tarian Miroto yang bernuansa mistis. Beberapa bintang tamu istimewa seperti model veteran Wiwied dan Manda Sukasah turut meramaikan panggung—mengundang riuh rendah tepuk tangan penonton dan menutup rangkaian ajang Dewi Fashion Knights 2012. (JO)

Foto: image.net

 

Author

DEWI INDONESIA