Keanggunan Batik Ramah Lingkungan
Limbah kini diolah memulas wastra lebih indah.
21 Jun 2013


1 / 2
Digagas oleh perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID), program Clean Batik Initiative (CBI) merupakan program empat tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan industri mode batik sembari turut melestarikan alam. Tak hanya sekadar mengedukasi masyarakat agar cinta batik dan lingkungan, CBI juga mengubah cara kerja para pengrajin yang sebelumnya memakai bahan kimia agar beralih pada pewarna alam dengan proses yang lebih ramah lingkungan.

Diakui oleh Koordinator Program CBI, Martin Krummeck, tantangan utama rangkaian program Ecobatik ini adalah mengajak pengrajin mengubah cara kerja mereka. Hingga kini, tercatat sekitar 500 pengrajin telah berpartisipasi dalam gerakan ini. Tantangan berikutnya adalah mencari pasar untuk Ecobatik. Untuk mengatasinya, EKONID menggandeng beberapa desainer kenamaan Indonesia yaitu Musa Widyatmodjo, Carmanita, Lenny Agustin, Caterina Hapsari dan Batik Fractal untuk mengenalkan lebih jauh batik ini pada masyarakat. Setiap helai batik yang digunakan dalam Ecobatik Signature Collection dibuat oleh pengrajin batik tersertifikasi dari berbagai pelosok daerah di Tanah Air. Yang istimewa, koleksi ini kabarnya tak sekadar menggunakan pewarna alam dari perkebunan yang sudah biasa dieksplorasi, melainkan menggunakan limbah. Menjadikan Ecobatik sebuah kontribusi yang tak hanya menjunjung tinggi langgam budaya, namun juga peduli terhadap kelangsungan alam semesta. (MUN) Foto: Dok. MUN

 

Author

DEWI INDONESIA