Lahirnya kembali Iwan Tirta dan Go Tik Swan
Batik Semar turunkan keahlian khas Indonesia kepada anak-anak jalanan serta komunitas marginal.
5 Jun 2013


1 / 5
Sebagai salah satu perusahaan batik tertua di Indonesia, Batik Semar terus menjalankan komitmennya dalam melestarikan dan mengembangkan seni kerajinan batik di Indonesia. Perusahaan yang berbasis di Solo ini bekerja sama dengan Yayasan Sahabat Anak dan Museum Tekstil memberikan pendidikan membatik bagi anak-anak jalanan dan marginal dalam program yang bernama Piwulangan Semar.
  
Dalam pewayangan Jawa, Semar merupakan seorang Dewa yang turun ke bumi untuk mendidik dan mengasuh keluarga Pandawa. Sosok ini merupakan panutan yang tulus, berhati suci, tidak pernah putus asa dalam menjalankan tugasnya memberikan nasihat kepada para Pandawa. Sementara Piwulangan berasal dari kata dasar bahasa Jawa, wulang yang berarti ajaran, didikan atau nasihat. Program Piwulangan Semar akan dibuka di Museum Tekstil,  Jl. Aipda K.S Tubun No. 2-4, Jakarta Pusat dan dimulai pukul 10.00 – 12.00 hari Minggu, 19 Mei 2013 untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional. Tahap pertama pendidikan membatik ini direncanakan berlangsung selama 40 minggu bagi dua puluh anak berusia 12 hingga 19 tahun binaan Sahabat Anak.

Di samping bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan seni kerajinan yang  telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi 2 Oktober 2009, program ini juga memberikan keterampilan profesi yang bernilai ekonomis bagi kemandirian anak jalanan dan marginal yang umumnya tidak memiliki latar belakang sekolah formal.

Dari segi edukasi program Piwulangan Semar didudukung oleh Museum Tekstil. Institusi kultural yang memiliki koleksi yang sangat kaya akan tekstil Nusantara menyediakan ruang pelatihan, materi pendidikan hingga instruktur-instruktur berkualitas. “Di samping memberikan keterampilan yang dapat menjadi bekal dalam menciptakan lapangan kerja bagi anak-anak jalanan dan marginal, kami berharap program pendidikan ini dapat  memberikan kontribusi dalam pelestarian seni kerajinan batik serta menciptakan generasi pembatik baru di masa depan. Saya pribadi sangat berharap Piwulangan Semar dapat melahirkan Iwan Tirta, Ibu Soed, Oey Soe Tjoen maupun Go Tik Swan baru,” tegas Ali Akbar selaku Executive Creative Director Batik Semar. (FM) Foto: Dok. Batik Semar

 

Author

DEWI INDONESIA