Lahir di tahun 1990-an, Imperiale merupakan lini yang didedikasikan Chopard khusus untuk para wanita.

29 May 2013

Tak sekadar menampilkan penunjuk waktu berdesain cantik dengan taburan material mulia, Imperiale turut membenamkan ilmu horologi tingkat tinggi bagi para wanita yang memiliki apresiasi tak sekadar pada tampilan luar jam saja.

Imperiale Chrono All Black, sesuai namanya, menampilkan keseluruhan permukaan dalam warna hitam dengan skema monokromatis pada dial untuk mempertahankan tingkat keterbacaan. Model dengan berlian pada bezel tampil dramatis sekaligus provokatif dengan kesan glamor dan sportif yang bertentangan namun selaras. Karakteristik lini Imperiale tampak pada angka Romawi sebagai penunjuk waktu, bentuk bunga teratai pada pemutar jam berhiaskan onyx serta engsel penghubung badan jam dan rantai yang terinspirasi dari bentuk pilar kuno Yunani. Di luar dari tampilan fisiknya, jam berdiameter 40 milimeter ini juga dikreasikan dengan teknologi besi berlapis DLC (Diamond-Like Carbon) untuk kilau hitam yang khas. Dan tentunya tak bisa dilupakan fungsi chronograph dengan ketahanan hingga 50 meter yang semakin menguatkan kesan sportif jam ini.

Sedangkan di balik rona ungunya yang glamor dan feminin, Imperiale Joaillerie Améthyste menggunakan mekanisme kreasi studio kerja Fleurier Ebauches, sebuah fasilitas milik Chopard Group yang didedikasikan untuk produksi movement berstandar industri. Dua fakta ini seakan menjadi langkah Chopard untuk mendobrak batasan antara perhiasan inggil dengan pencapaian mekanisme horologi. Taburan amethyst serta berlian berpotongan baguette-cut dan brilliant-cut pada case emas putih 18 karat tampil kontras dengan kilau dial mother-of-pearl. Mekanisme Chopard Calibre 01.03-C yang sepenuhnya dibuat in-house menjadi “detak jantung” jam dengan frekuensi 28.800 getaran per jam dan cadangan tenaga hingga 60 jam. Sebuah apreasiasi personal bagi para wanita dengan selera tersendiri. (DAN)
Foto: dok. Chopard

 

Author

DEWI INDONESIA