Tiga Variasi Keanggunan Ala Major Minor, Barli Asmara, dan Imelda Kartini
Dalam parade ini, perbedaan pun justru menjadi kunci yang mengikrarkan sebuah harmoni.
6 Nov 2014


Major Minor
1 / 3
Bicara tentang harmoni, tentunya akan seiring dengan indahnya perbedaan yang melebur menjadi satu. Seperti juga 5asec, sebagai Official Laundry Partner Jakarta Fashion Week 2015, lewat parade bertajuk L’Harmonie aux Details pun, ia memadukan tiga perbedaan nuansa dalam satu rangkaian nan apik. Ada tiga nama besar yang menuangkan kreativitasnya pada malam itu, di antaranya Major Minor, Barli Asmara, dan Imelda Kartini. Jika Major Minor membawakan deret busana ready to wear yang trendi dan mengedepankan kenyamanan, Barli Asmara dan Imelda Kartini justru melontarkan identitasnya dalam deret busana haute couture yang sarat keanggunan.

Rangkaian parade dibuka oleh kreasi Major Minor yang kali ini membawakan dua tema Spring/Summer 2015-nya, yakni Signature dan Maha. Tema Signature menekankan pada permainan tabrak warna yang dipadukan dengan berbagai motif geometri. Sementara dalam Maha yang mengusung kombinasi tekstil tenun Bima, sisi modern ditunjukkannya lewat permainan motif arsitekstur bergaya art deco. Tak hanya bereksperimen dengan berbagai warna, tenun Bima pun diaplikasikan bersama manik-manik zig-zag hingga berbagai potongan geometri yang menegaskan sisi eklektik dalam garis rancangannya.

Selanjutnya, misterius menjadi kata kunci dari kecantikan berbusana versi desainer Barli Asmara kali ini. Terbukti lewat permainan aksesori topeng berbahan mutiara yang menegaskan sisi misterius dari seorang perempuan. Kemisteriusan ini pula yang mungkin menginspirasi dirinya untuk mengolah dominasi warna hitam dan putih ke dalam balutan gaun nan anggun. Meski diakuinya bahwa hitam justru digunakan untuk menggambarkan kekuatan perempuan, sementara putih menjadi simbol kecantikan alami yang flawless. Dari gaun bersiluet A-line yang feminin, kimono, sampai obi yang membalut pinggang sebagai penegas siluet nan cantik, parade busana bertema Noir et Blanc ini jelas banyak terinspirasi dari unsur Jepang dan peranakan yang selaras.

Masih menekankan pada kekayaan budaya Tiongkok, Imelda Kartini memaparkan interpretasinya dengan cara yang berbeda. Bak ukiran porselin yang mengisahkan  Tiongkok sejak berabad silam, keindahannya pun diterjemahkan dalam siluet adibusana yang didominasi warna biru dan putih. Tak hanya lewat kombinasi warna, detail bordir sampai laser cut 3 dimensi juga menjadi primadona dalam parade bertajuk The Profusion of Detail tersebut. Didukung kemewahan dan tekstur bahan yang digunakan, seperti organza, shantung silk, juga lace dan taffeta, siluet bervolume hingga kemegahan saat dikenakan pun akan membuat siapapun yang memakainya tampak anggun bak putri raja. (MA) Foto: MA, Image.net

 

Author

DEWI INDONESIA