Nikmati Hidangan dengan Cita Rasa Ragam Rempah di Atterine Jakarta
Keragaman menu spesial di Atterine dengan mengandalkan ragam rempah yang didatangkan dari seluruh dunia menjadi destinasi kuliner baru bagi Anda.
7 Dec 2016


1 / 2

Letaknya berada di jalan Gunawarman yang cukup populer sebagai destinasi kuliner di Jakarta Selatan, namun fasad bangunan Attarine yang humble membuatnya hampir tidak terlihat dari pinggir jalan, tertutup ramainya lalu lalang kendaraan. Tapi saat masuk ke restoran, tampak hampir semua meja dan kursi makan penuh terisi oleh tamu. Mereka asyik  bercengkrama dan bercakap sembari menikmati hidangan. Padahal saat dewi berkunjung, restoran terkini dari The Potato Head Group itu baru saja dibuka dalam hitungan minggu. Namun rupanya, pamor Attarine yang mengusung gaya kasual modern dan mengendepankan konsep hidangan dengan citarasa kaya bumbu, dengan cepat menjadi primadona di kawasan ini.

 

Attarine sendiri menggunakan ragam rempah yang didatangkan dari seluruh dunia. Hadirnya Attarine di Jakarta terinspirasi dari the spice route yang melegenda dan pengaruhnya pada sejarah masakan. Maka di sini, Anda akan menemukan ragam rempah dan bumbu, dari yang familiar hingga yang mungkin baru pertama Anda rasakan, semuanya menambah kekayaan rasa dari hidangan yang disuguhkan. Seluruh menu di Attarine dipercayakan kepada Chef Jacob Burrell, yang memang telah biasa bekerjasama dengan pemasok bahan pangan lokal dan bahan musiman untuk kemudian menghasilkan hidangan yang terasa otentik. Menu spesial di Attarine setiap harinya akan berganti, tergantung dari ketersediaan bahan dan bumbu terbaik. Oleh karenanya, setiap hari di Attarine, Anda akan menemukan papan tulis yang tergantung di main bar, dengan pilihan menu makanan hingga dessert, yang berbeda di kali lain Anda datang ke sana.

 

Siang itu dewi berkesempatan untuk merasakan kreasi makan siang dari Chef Jacob Burrell, yang dibuka dengan Rye Sourdough Toast – roti panggang dengan topping olahan selai dari beetroot dan cacahan kacang mete, dan rebusan ikan yang diiris kecil. Rasa asam dan asin, menyatu ditemani kepadatan roti panggang yang gurih. Hidangan utamanya, Slow cooked Lamb Shoulder Chops – dagingnya yang empuk dan disajikan dengan onion zucchini serta pomegranate memberikan cita rasa asam dan manis yang pas. Untuk melengkapi hidangan, segelas Jamu Royal – salah satu mocktails khas Attarine yang terdiri dari campuran kunyit, asam jawa, madu, jus lemon, wortel, dan ginger beer – semakin memperkaya rasa. Lainnya, boleh juga menyesap Coffe Mint Lassi – paduan kopi, spiced syrup, yoghurt, dan mint yang segar.

 

Pilihan dessert pun jangan disepelekan, mulai dari banoffee pie hingga panna cotta patut Anda coba. Yang menarik, jangan harap akan mendapatkan pie crust yang padat dan dilapisi dengan cream. Disajikan dalam bentuk deconstructed, pisang yang terkaramelisasi hadir bersebelahan dengan krim kocok lembut dan remah-remah pie. Meski tampilannya mungkin tidak seperti pie tradisional, tapi rasanya sangat pas. Keharuman kopi, manisnya krim dan legitnya pisang, serta sesendok es krim vanilla membuat perpaduan yang sangat sensasional di lidah.

 

Seperti bagian The Potato Head Group lainnya, Attarine didekorasi sedemikian rupa dengan membawa alam ke tengah-tengah Anda. Suasana rustic lantas tercipta dengan dekorasi tanaman-tanaman gantung, atap yang dibuat tinggi, hingga kehadiran kompor kayu yang akan menyempurnakan rasa daging panggang, sayuran panggang, dan roti yang dihadirkan untuk para tamu. Di tengah ruangan, terparkir kerangka mobil mini. Anda juga akan menemukan kompor kayu dalam pandangan mata. Penataan ini dibuat sederhana namun stylish, sedemikian rupa hingga tercipta pengalaman berbeda saat bersantap, yang sekaligus memperkaya pengetahuan akan bumbu dan rempah dunia. (TA) Foto : Shinta Meliza

 

Author

DEWI INDONESIA