Dua puluh seniman yang terlibat dalam pameran ini mencoba menerjemahkan tema ini dalam karya mereka. Berbagai interpretasi juga kritik menarik tentang definisi cantik terlontar, atau dengan sengaja dilontarkan oleh para seniman. “Pameran ini memang saya arahkan untuk mempertanyakan kembali apa ‘makna cantik’ dengan menelaah nilai-nilai kecantikan melalui perspektif para perupa kontemporer, bukan saja yang berkaitan dengan tubuh perempuan tetapi juga mempertanyakan tentang bagaimana makna estetika terus menerus dimaknai oleh berbagai budaya di bumi ini,” Rifky mengungkapkan. Di tangan keduapuluh seniman yang terlibat, Beauty Case dan kecantikan memang berubah menjadi medan wacana yang melintasi batasan komodifikasi fisik, dan fungsi. Dalam rangkaian pameran Beauty Case ini juga digelar sebuah perbincangan seni bertajuk “Art as Lifestyle?”
Keduapuluh seniman yang terlibat adalah Antonius Widya Ismael, Ayu Arista Murti, Bunga Jeruk Permata Pekerti, Cinanti Astria Johansjah, Davy Linggar, Dita Gambiro, Eko Bintang, Endira , Gintani Nur Apresia S. Indra Leonardi, Keke Tumbuan, Madya Savitri, Octora, Prilla Tania, Syagini Ratnawulan, Teguh Agus Priyanto. Tisa Granicia, Yogie Ahmad Ginanjar, Yudi Yudoyoko, dan Yusuf Ismail.