Inspirasi Liburan di Laut Mediterania
Nikmati serunya berlayar di laut Mediterania!
22 May 2014


1 / 9
Bagi penduduk negara-negara di sekitar laut Mediterania, berlayar adalah salah satu
cara umum untuk mengisi liburan. Apalagi negara-negara ini didukung infrastruktur
bahari yang nyaman. Mereka yang tak memiliki kapal sendiri pun dimanjakan dengan
tersedianya kapal-kapal untuk disewa, dari yang bersahaja dengan harga terjangkau,
hingga yang mewah dengan harga premium.

Lisa Post, chief buyer butik multilabel FjL, jatuh hati pada berlayar di laut Mediterania begitu menemukan sebuah kota pelabuhan bernama Gojek di Turki. Dari yang asalnya rajin menyewa gulet (kapal layar Turki) untuk berlayar, tahun lalu Lisa akhirnya membeli kapal layar sendiri. Kapal berlabel Beneteau jenis Oceanis 45 itu ia beri nama Mimpi. Lisa juga tak lupa membekali diri dengan kursus berlayar bersama Royal Yachting Association (RYA).

Dengan Mimpi, ia sudah berlayar dari Canet en Roussillon di Prancis ke Marti Marina di Orhaniye, Turki. Tak kurang dari 20 pulau di Prancis, Italia, dan Yunani harus dilewatinya sebelum sampai ke Orhaniye. Marti Marina di Orhaniye itu menjadi marina pilihannya karena pemandangan lautnya yang spektakuler, bersih, dan modern.

Meski menambatkan kapalnya di Turki, Lisa justru lebih senang berlayar menjelajahi
pulau-pulau kecil di Yunani. "Pulau-pulau di Yunani memiliki banyak tempat bersejarah,
karena termasuk situs peradaban tertua di dunia," Lisa menjelaskan. Beberapa pulau
favoritnya di Yunani adalah Astypalaia, Halki, Symi, dan Karpathos. Pulau-pulau itu
relatif berdekatan dengan Orhaniye. “Saya suka pulau-pulau itu karena masih belum
terlalu ramai," katanya.

Pengalaman berlayar di laut Mediterania dengan Mimpi, mengajarkan Lisa untuk menjadi
orang yang lebih tenang. Karena ketika laut bergejolak, penting untuk tetap tenang
supaya bisa berpikir jernih dan tahu harus melakukan apa. Berlayar juga membuat Lisa
jadi pandai dan kreatif memasak. Mimpi seakan sudah menjadi rumah impiannya, yang
menyenangkan untuk dipercantik dengan bunga-bunga dan lilin-lilin yang dibeli saat
merapat ke daratan.

Bintang-bintang yang terlihat lebih jelas di malam hari, dan seekor Fin Whale yang
menghempaskan ekor, adalah dua di antara pemandangan paling spektakuler yang pernah ditemui Lisa sewaktu berlayar. Sementara itu 'kendala' paling besar yang dihadapinya saat berlayar adalah bosan dengan pakaian yang dikenakannya.

“Melaut dengan perahu layar, tidak bisa membawa koper besar berisi banyak baju karena
mau disimpan di mana?” Lisa setengah mengeluh. Ia bahkan tidak bisa selalu membawa tas Birkin kesayangannya saat berlayar, dan mengandalkan tas besar keluaran Tulisan.

“Tas Tulisan sangat berguna untuk dibawa berjalan-jalan dan berbelanja saat turun ke
daratan di Turki atau Yunani," kata Lisa, yang lantas menemukan kebahagiaan saat
menemukan toko-toko kecil yang menjual pakaian dan aksesori di pulau-pulau kecil di
Yunani dan Turki.

Ibu dua putra ini memendam harapan agar Indonesia segera membangun pelabuhan yang layak bagi para pelayar untuk menambatkan kapal-kapalnya. “Indonesia adalah negeri maritim yang besar,” katanya. “Pasti sebetulnya banyak pelayar dari mancanegara yang ingin berpesiar di lautan kita. Jika Indonesia sudah punya marina-marina yang bagus, saya ingin membuka sekolah berlayar dan power boat berbendera Royal Yachting Association (RYA) di sini,” Lisa terus bermimpi.

(MUTHI KAUTSAR) Foto: Dok. Lisa Post

 

Author

DEWI INDONESIA