Kopi Robusta Unggulan Indonesia
Kawasan gunung Merapi menghasilkan kopi robusta yang membuat bangga.
5 Dec 2013


Suasana Warkop Sruput Kemang.
1 / 5
Letusan gunung Merapi menciutkan lahan petani kopi Sumijo dari 800-an hektar menjadi
50-an hektar saja. Sumijo melihat rekan-rekannya sesama petani kopi beralih mata
pencaharian menjadi penambang pasir. Namun Sumijo tetap percaya pada kopi. Hingga
akhirnya ia bertemu Lisa Virgiano, aktivis kuliner yang menggerakkan Indonesian Coffee
Project.

Lisa dan timnya pun mendampingi Sumijo mengelola tanaman kopi robusta. Meski seringkali
dinomor-duakan setelah arabika, Lisa dan Indonesian Coffee Project tak patah semangat.
Apalagi robusta adalah jenis kopi yang lebih tahan penyakit dibandingkan arabika.
Robusta juga mengandung kadar kafein yang lebih tinggi, lebih full body, dan lebih
tebal crema-nya. Mendapatkan kopi robusta yang bagus, harus dimulai dari cara
memanennya sejak awal. Dari tanaman kopi, harus dipetik buah yang sudah merah (red
cherry), lalu disortir secara manual hingga diperoleh red cherry terbaik. Red cherry
ini lantas melalui wet process dengan fermentasi selama 24 jam, diproses dengan mesin
dry huller, lalu disimpan dengan baik di dalam wadah karung goni.

Di warung Kopi Sruput, Kemang, Dewi telah mencoba seduhan kopi robusta produk kebun
kopi Sumijo yang panen dan prosesnya didampingi oleh Indonesian Coffee Project.
Citarasa aslinya mudah diterima lidah tanpa harus ada tambahan gula maupun susu. Warung
Kopi Sruput yang salah satu pemiliknya adalah Chef Ragil Imam Wibowo, pada hari
perayaan panen kopi Sumijo akhir Oktober lalu juga menyajikan roti gambang dan kukis
lidah kucing yang dibuat memakai kopi robusta Sumijo. Bravo kopi Indonesia!

(MUT) Foto: MUT, Mei Batubara

 

Author

DEWI INDONESIA