Kuliner dalam Layar
Film Tabula Rasa mengawinkan kuliner dan keindahan Indonesia.
23 Jan 2014


Saat riset di salah satu pasar tradisional
1 / 4
Mengawali tahun 2014, Sheila Timothy bersama rumah produksi miliknya, Lifelike Pictures, mempersiapkan kejutan. Sukses memproduksi film bergenre thriller, yaitu Pintu Terlarang (2009) dan Modus Anomali (2012), Lala demikian panggilan akrabnya, kini banting tema dan mengangkat kuliner sebagai benang merah film yang akan diproduksinya, berjudul Tabula Rasa.

Resmi mulai diproduksi di akhir Januari ini, Tabula Rasa menjadi film yang mengangkat dua khasanah kuliner Papua dan Sumatera Barat dalam bungkusan family drama. Bercerita tentang seorang pemuda asal Papua yang memiliki mimpi dan kembali menemukan semangat hidupnya lewat makanan. Riset pun usai dilakukan dengan mengunjungi langsung daerah Serui di Papua, dan beberapa titik kuliner di Sumatera Barat, mulai dari Payakumbuh, Padang, Pariaman, hingga Bukit Tinggi.

Lala dengan jeli melihat Ikan Kuah Kuning yang begitu populer sebagai hidangan otentik Papua tampak memiliki persamaan dengan Gulai Kepala Ikan dari Sumatera Barat. “Makanan menjadi penyatu dua suku dan budaya berbeda. Kalau mau berbicara soal moral ceritanya, yaitu Bhinneka Tunggal Ika lewat makanan,” ujar Lala.

Film ini pun didukung oleh para ahli dibidangnya, Chef Adzan sebagai penasihat kuliner, Reno Andam Suri, penulis buku Rendang Traveller, dan Tom Ibnur sebagai pelatih dialek dan technical advisor khusus budaya Minang. Film ini pun didukung pula oleh Penata Artistik Terbaik FFI 2013, yang akan membuat sebuah lapau khusus untuk proses shooting, juga pengambilan gambar makanan pun akan menggunakan kamera spesial, Alexa XT Plus. Anda yang ingin memanjakan mata lewat sederet jenis Rendang, juga makanan khas lainnya yang akan berpadu indah dengan keelokan panorama Indonesia, agaknya perlu sedikit bersabar. Tabula Rasa akan segera dirilis akhir tahun ini. (AP) Foto: dok. Lala Timothy, Erik Juragan.


 

Author

DEWI INDONESIA