Perjalanan Visual Desainer Grafis Sandy Karman
Desainer grafis dengan segudang prestasi, Sandy Karman, memilih dua destinasi tak terlupakan.
20 May 2015


Ginza
1 / 2

Perjalanan ke Jepang pada 2011 dan ke Berlin pada 2014, menurut ilustrator dan desainer grafis Sandy Karman adalah dua perjalanan yang memberi kesan mendalam baginya. “Perjalanan ke Jepang yang saya lakukan selama 20 hari itu sebetulnya terjadi karena iseng mencari tiket promo,” katanya. Sandy pergi ke negeri sakura itu pada akhir tahun, tepatnya pertengahan November hingga awal Desember ketika dekorasi Natal sudah mulai meramaikan jalan dan berbagai tempat di sana, sementara suhu udara masih cukup bersahabat karena dinginnya belum terlalu menggigit kulit. “Salah satu yang membuat saya begitu terkesan dengan Jepang adalah dekorasi Natal dan musim dingin di Jepang itu 'enticingly magical.' Mereka, misalnya, bikin taman-taman yang daun-daunnya dipasangi lampu dengan musik yang akan bereaksi terhadap langkah orang di sekitarnya,” kata Sandy Karman ketika ditanya tentang apa saja yang membuatnya terkesan pada Jepang.

Seni dan desain memang dua hal yang akrab dengan keseharian Sandy. Maka dua hal itu menarik lebih banyak perhatiannya ketika ia sedang berkunjung ke sebuah tempat. Berlin yang menurut Sandy sekilas terlihat tidak terlalu menarik, justru menjadi oase yang ‘memberi makan’ jiwanya hingga kenyang. “Soul-nya Berlin itu kuat sekali. Ia kota ‘bebas.’ Kota yang telah melewati katastrofi luar biasa. Berlin kini menjadi begitu maju dan terdepan. Bukan cuma pada tampak luarnya saja, melainkan juga dalam pikiran orang-orangnya. Bagi saya yang mendalami seni dan desain, galeri dan museum di Berlin itu sangat menyentuh dan powerful, sometimes even sick,” kata sang desainer grafis ini.

Perjalanan ke dua negara ini bagi orang yang bergerak dalam industri kreatif seperti dirinya, menurut Sandy memberi pengalaman visual yang luar biasa. Terutama dalam perjalanan-perjalanan yang dilakukan dalam masa yang lumayan panjang. “Setiap perjalanan, sedikit banyak memiliki kesan yang mengubah cara pandang. Tapi, perjalanan ini tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat dan harus dilakukan sendirian. Bukan hanya mengunjungi objek-objek wisata, melainkan merasakan dan menyerap energi dan esensi dari kota tersebut. Wander around. Get yourself lost. Try everything new,” kata Sandy.

Perjalanan ke Jerman yang membuatnya jatuh cinta pada Berlin, misalnya, merupakan bagian dari perjalanannya di Eropa yang dilakukan selama tiga bulan ketika Sandy Karman berpameran di Paris tahun 2014. “Total perjalanan Eropa ini tiga bulan. Saya di Berlin selama 10 hari sebelum melanjutkan ke Madrid. I should have stayed longer. Saya lakukan kedua perjalanan itu sendiri dan menurut saya, perjalananyang mengubah cara pandang dan sikap hidup itu memang harus dilakukan sendiri, karena dalam perjalanan itu banyak refleksi, komunikasi, evaluasi terhadap diri sendiri,” kata Sandy yang dalam setiap perjalanan selalu berupaya menghubungi seniman atau desainer yang ia kagumi untuk sekadar bertemu, makan bersama, atau mengunjungi studio mereka. “Pembicaraan dengan mereka selalu menghasilkan sesuatu." (ISA) Foto: Dok. Sandy Karman

 

Author

DEWI INDONESIA