Inilah Tiga Eksibisi Untuk Menikmati Permainan Cahaya yang Indah
Pendar cahaya karya seniman dunia untuk pilihan kunjungan Anda berikutnya.
8 Mar 2017



Menikmati indahnya permainan cahaya bisa menjadi salah satu destinasi wisata bagi sebagian orang. Jika Anda gemar berburu Aurora borealis di Islandia, atau menikmati pertunjukan kembang api di puncak Burj Khalifa, maka tak salah jika kali ini Anda menikmati pertunjukkan cahaya dan lampu yang dipersembahkan oleh para seniman dunia. Seperti instalasi lampu dan cahaya pada eksibisi yang diadakan oleh Hirshhorn Museum and Sculpture Garden di Washington, DC. Bertajuk Yayoi Kusuma: Infinity Mirrors, eksibisi ini adalah perayaan 65 tahun karir Yayoi Kusuma sebagai salah satu seniman legendaris dari Jepang. Dalam eksibisi ini, para pengunjung mempunyai kesempatan untuk menjelajahi dunia penuh warna karya sang seniman yang disediakan dalam enam ruang pameran. Melangkah ke dalam Aftermath of Obliteration of Eternity (2009) dan Souls of Millions of Light Years Away (2013), Yayoi Kusuma menggunakan lampu LED untuk menciptakan ruang tanpa batas dimana terdapat banyak lentera dan bola kristal yang akan membuat pengunjung seakan-akan melayang di alam virtual. Ada pula Infinity Mirror Room – Phalli’s Field (1965/2016) yang padat dipenuhi ratusan phallic tubers bercorak bintik-bintik merah yang menjadi ciri khas Yayoi Kusuma. OIbsesinya terhadapat motif polkadot pun dapat dinikmati di ruangan Dots Obession – Love Transformed Into Dots (2007). Ada pula ruang heksagonal yang diberi judul “Love Forever” (1966/1995), dimana pengunjung dapat mengintip dari luar untuk melihat kilatan cahaya tanpa henti yang di cerminkan dari langir-langit hingga lantai.

Jika tak ingin jauh-jauh terbang ke Washington, ArtScience Museum Singapura, berkolaborasi bersama TeamLab dari Tokyo, menampilan karya-karya seniman, programmer, insinyur, animator CG, ahli matematika, arsitek,hingga desainer. Eksibisi yang bertajuk Future World memadukan seni dan sains yang memanjakan mata. Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah Crystal Universe dimana pengunjung dapat memasuki sebuah ruangan yang dipenuhi ratusan ribu lampu LED. Partikel cahaya diatur secara digital sehingga dapat berubah bentuk dan warna. Ada pula 100 Years Sea Animation Diorama, Flutter of Butterflies Beyond Border, Universe of Water Particles, dan masih banyak lagi, yang juga fokus pada permainan cahaya. Karya-karya di dalam Future World dapat menanggapi dan berubah bentuk sesuai gerakan dan interaksi lainnya dari para pengunjung.

Masih di Asia, seniman Tokujin Yoshioka yang memang dikenal sebagai seniman yang senang bereksperimen menggunakan teknologi serta berpikiran bebas menggunakan beragam jenis ilmu dalam menghasilkan karya-karyanya, menggelar pameran tunggal di Tokyo bertajuk Tokujin Yoshioka: Spectrum, pria yang juga telah menulis beberapa buku ini, menghadrikan instalasi terbarunya yang menawarkan perjalanan mistis melalui cahaya tak terbatas berwarna pelangi yang memenuhi ruangan, diambil dari fusi antara alam, sains, dan teknologi. Mengikuti teori Newton mengenai cahaya dan prisma, Yoshioka memisahkan beberapa cahaya menjadi warna menggunakan polyhedral prism, membawa para pengunjung ke sebuah pengalaman tidak biasa. Memberikan sensasi baru dalam menikmati karya seni. (HAIFA SALSABILA) FOTO: Hirshhorn museum
Agenda Acara:
Yayoi Kusuma: Infinity Mirrors, 23 Februari – 14 Mei 2017, Hirshhorn Museum and Sculpture Garden, Independence Ave SW, Washington, DC.
Future Worlds, Maret 2016 - , ArtScience Museum, 6 Bayfort Ave, Singapura.     
Tokujin Yoshioka: Spectrum, 13 Januari – 26 Maret 2017, Shiseido Gallery, Ginza, Tokyo.
 

 

Author

DEWI INDONESIA