Mengenal Sosok Iman Mohamed Abdulmajid Melawan Rasialisme di Dunia Mode
Tidak hanya melawan diskriminasi, Iman Mohamed Abdulmajid juga memberikan dukungan nyata untuk mensejahterakan anak-anak dan perempuan.
23 Jun 2017


1 / 2
                     Tiap kali mendengar nama Iman, orang akan teringat suaminya yang terkenal penyanyi dan pencipta lagu terkemuka dunia David Bowie yang kini telah almarhum dan kebalikannya, ketika mengingat Bowie, orang langsung teringat kepadanya.
                      Ketika ia kuliah Ilmu Politik di University of Nairobi, Kenya, Iman bertemu fotografer Peter Beard yang lantas mengirimkan fotonya  ke Wilhelmina Cooper, agensi model yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Saat itu usia Iman 18 tahun. Setahun kemudian, tahun 1976, ia muncul di halaman  majalah Vogue yang lantas mengukuhkan Iman sebagai supermodel. Leher jenjang, postur tubuh tinggi, dan kulit berwarna gelap eksotis melesatkan Iman di panggung mode dunia. Iman menjdi model untuk para desainer ternama, seperti Ginanni Versace, Calvin Klein, Issey Miyake, Donna Karan, dan Yves Saint-Laurent. Ia juga menjalin kolaborasi dengan beberapa fotografer dunia seperti Helmut Newton, Richard Avedon, Irving Penn, dan Annie Leibovitz.
                     Dua dekade menekuni dunia model, Iman lantas terjun ke dunia bisnis kecantikan. Tahun 1994, Ia melansir lini make up Iman Cosmetics. Di luar itu, ia melibatkan diri dalam kegiatan sosial dengan menjadi  juru bicara untuk program Keep a Child Alive dan bergabung dengan Children’s Defense Fund.  Ia pun terlibat di Save The Children, lembaga yang secara aktif mengupayakan kesejahteraan anak-anak di daerah Afrika Timur. Ia ikut dalam kampanye  “Raise Hope for Congo” yang melindungi hak dan pemberdayaan perempuan-perempuan di Kongo. Perjalanan karier dan aktivismenya membuatnya memperoleh  Fashion Icon Lifetime Achievement Award dari Council of Fashion Designers of America pada 2010.
                     Di masa-masa awal memulai karier sebagai model di Amerika, ia beberapa kali ditolak sopir taksi untuk mengantarnya pulang karena ia berkulit hitam. Iman pernah memprotes seorang editor sebuah majalah yang menulis dirinya menyerupai perempuan kulit putih yang tercelup dalam cairan cokelat. Iman menuntut permintaan maaf dari majalah tersebut. 
                    Ia bernama lahir Zara Mohamed Abdulmajid di Mogadishu, Somalia. Ayahnya, pernah menjabat duta besar Somali untuk Arab Saudi, yang kelak mengubah nama putrinya menjadi Iman. Ia menguasai empat bahasa, yaitu Arab, Italia, Perancis, dan Inggris. (RR) Foto: Dok. Istimewa
 

 

Author

DEWI INDONESIA