Pameran Tunggal Mella Jaarsma di Nadi Gallery
Berjudul ?Potong Waktu?, Mella Jaarsma masih mengolah baju sebagai bahasa visualnya. Kali ini waktu menjadi bahan pembuat baju.
28 Mar 2014


Pameran yang dibuka Kamis (27/3) kemarin dan akan berlangsung hingga 17 April di Nadi Gallery ini menampilkan delapan instalasi dan lebih dari 20 lukisan cat air yang merupakan sketsa yang dibuat Mella sebagai konsep instalasinya. Baju menjadi bahasa visual Mella sejak beberapa tahun lalu. Seniman kelahiran Emmerlood Belanda ini suntuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan artistik yang bisa dihasilkannya dengan sebuah baju. “Baju itu sesuatu yang akrab dengan manusia. Saya memakainya sebagai jembatan yang menghubungkan ide-ide saya dengan public yang menikmati karya saya di ruang pamer,” kata Mella sebelum pembukaan pameran Potong Waktu kemarin.

Meski menjadikan pakaian dan tubuh sebagai pusat karyanya, Mella, menurut Enin Supriyanto yang menjadi kurator pameran melihat ada banyak persoalan identitas yang dibangun dengan berbagai cara dalam karya-karya tersebut. “Selain persoalan bahan yang menjadi fokus utama dalam pameran ini, Mella memasukkan pula ironi sejarah yang sejak pamerannya di Museum Van Loon di Belanda menjadi salah satu persoalan yang kerap ia munculkan dalam karya,” kata Enin merujuk pada karya berjudul High Tea Low Tea yang bicara tentang ironi dalam industry teh di Indonesia.

Pameran tunggal Mella kali ini memang sengaja memadukan karya lama dan baru Mella untuk melihat kesinambungan ide selama lima tahun terakhir.  Selain tiga instalasi baru yakni, Potong Waktu (2014), Lubang Buaya (2014), dan The Power Seeker (2014), ia juga memamerkan instalasi lama yang masih menarik disimak seperti Shirt Fits Us All (2009-2011), Communicating with The Forces I dan II (2010), How Human? (2011) Low Tea. High Tea (2013-2014). (ISA), Foto: ISA

 

Author

DEWI INDONESIA