Sepak Terjang Reza Aslan Membicarakan Keagamaan
Bagi Reza Aslan, memiliki pandangan bahwa beragama adalah untuk memahami kehidupan dan alam semesta.
24 Jun 2017



Reza dan keluarganya datang dari Teheran ke Amerika Serikat pada 1979. Ia tumbuh dan besar di San Fransisco.  Reza meraih gelar Bachelor of Art dari University of Iowa dan gelar doktor di bidang Sosiologi Agama dari University of California, Santa Barbara. Pada 2009, ia menerbitkan disertasi berjudul  Global Jihadism as a Transnational Social Movement: A Theoretical Framework,  yang mengulas gerakan politik dan Islam di dunia kontemporer. Sepanjang tahun 2012 hingga 2013, ia menjadi Wallerstein Distinguished Visiting Professor di Drew University Center on Religion, Culture, and Conflict sekaligus anggota Los Angeles Institute for the Humanities.
Ia juga salah seorang anggota Asosiasi Profesor Penulisan Kreatif di University of  California, Riverside. Salah satu karyanya, yaitu buku berjudul No god but God: The Origins, Evolution, and Future of Islam telah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa. Buku Reza yang lain adalah Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth, sebuah interpretasi kritis dan segar tentang kehidupan dan sejarah Yesus atau Nabi Isa Almasih.
Proses berketuhanan Reza sangat unik. Ia  lahir dari keluarga Syiah. Saat usia 15 tahun, ia pindah agama menjadi pemeluk Protestan konservatif dan kemudian kembali memeluk Islam
Dalam tulisannya “Why I am a Muslim” yang ia publikasikan di CNN, Reza menyatakan bahwa dirinya menjadi Muslim bukan semata-mata karena ia berpikir Islam adalah agama yang paling benar di antara semua agama. “Namun karena Islam menyuguhkan bahasa yang saya rasa paling nyaman untuk mengekspresikan keyakinan saya. Islam memberikan simbol dan metafor bagi saya untuk berpikir tentang Tuhan yang berguna untuk memahami kehidupan dan alam semesta,” tulisnya. (RR) Foto: Dok.Edetion.CNN.com
 

 

Author

DEWI INDONESIA