3 Zat Berbahaya Pada Produk Kecantikan
Saat membeli dan memilih produk untuk kulit wajah, pastikan 3 zat berbahaya pada produk kecantikan ini tidak terkandung di dalamnya
14 Apr 2015


Kesibukan dan waktu yang terbatas bukan alasan untuk tidak teliti terhadap setiap produk kecantikan. Apa lagi jika begitu saja percaya tentang manfaat suatu produk kecantikan hanya dari opini publik. Padahal, apa yang baik bagi kulit seseorang, bisa jadi tidak dibutuhkan oleh kulit Anda.

“Produk yang dijual bebas dipasaran umumnya tidak memberikan reaksi hebat saat diaplikasikan. Namun, bukan tidak mungkin alergi tetap terjadi pada kulit Anda. Tipnya, sebelum membeli produk baru di toko, cobalah sedikit krimnya di belakang telinga Anda. Biarkan selama satu hari, jika tidak ada reaksi yang dicurigai sebagai alergi atau iritasi pengguna dapat mencoba mengaplikasikannya ke seluruh wajah sambil tetap mengamati perubahan yang terjadi pada kulit wajah,” tutur Dr. M. Akbar Wedyadhana, SpKK dari Senopati Skin Center Medical Spa.

Sementara itu, berbagai bahan aktif di dalam sebuah produk justru perlu mendapat perhatian lebih. Meski dipercaya memiliki banyak manfaat, namun jika tidak sesuai dengan kulit, produk-produk ini justru bisa menjadi bumerang. Berikut 3 zat berbahaya pada produk kecantikan yang mungkin sering ditemui dan perlu dikenali lebih jauh:

1.      1. Alpha-Hydroxy Acids (AHA)

Merupakan jenis asam yang baik untuk eksfoliasi kulit, termasuk golongan di dalamnya ialah glycolic acid dan citric acid, yang mungkin cukup familiar di telinga Anda. Biasanya tersedia dalam bentuk krim yang dijual bebas atau cairan kimiawi yang diaplikasikan oleh dokter. Manfaatnya, mengangkat sel kulit mati di permukaan kulit, meratakan warna kulit, sekaligus mencegahnya dari penuaan. Namun, produk eksfoliasi dengan kandungan AHA ini dapat memicu terjadinya iritasi. Ada baiknya pengguna produk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui cara pemakaian AHA yang tepat dan cara perawatan tertentu setelah menggunakannya.

2.       2. Hydroquinone

Bahan aktif ini banyak ditemukandalam berbagai produk pencerah kulit, termasuk fungsinya melenyapkan noda hitam pada wajah jikadiaplikasikan. Jika pemakaian hydroquinone menimbulkan reaksi tertentu diwajah, coba gunakan produk berbahan kojic acid yang berasal dari senyawa jamurdan bekerja menghambat produk melanosis atau munculnya bercak-bercak padakulit, sehingga aplikasinya dapat menyempurnakan warna kulit Anda. 

3.       3. Retinoid acid

Sebelum retinoid, dikenal bahan aktif retinoid yang merupakan turunan dari vitamin A. Penggunaannya banyak dimanfaatkan untuk menghilangkan jerawat, juga gejala penuaan pada kulit. Selain dengan resep dokter, pemakaian retinoidharus diiringi dengan pelembap agar kulit tidak menjadi kering dan kemerahan.“Produk dengan bahan aktif ini biasanya diikuti dengan fase adaptatif di awal penggunaannya. Seperti saat kulit mengalami kemerahan atau bersisik, bukan berarti tidak cocok. Anda hanya perlu berkonsultasi secara rutin dengan dokterselama masih merasakan reaksi tersebut, dan untuk memastikan apakah reaksi ituhanya reaksi adaptasi sementara atau reaksi yang lebih serius, sebelum memutuskan untuk menghentikan penggunaannya,” ujar Dr. M. Akbar Wedyadhana,SpKK. (MA) Foto: Robby Agus.

 

Author

DEWI INDONESIA