Intip Keseruan Olahraga Desainer Muda Felicia Budi
Dibalik kesuksesannya di dunia mode, Felicia Budi juga memiliki minat yang kuat di bidang olahraga.
19 Jun 2017


2 / 3
Dalam kesehariannya, wanita yang mengawali kariernya di Bin House ini, selalu berjumpa dengan material kain dan segala hal yang berkaitan dengan dunia busana. Tahun 2010 ia memulai labelnya sendiri dengan nama fbudi, dan segera setahun setelahnya ia terpilih menjadi Most Talented Young Designer pada suatu ajang penghargaan. Tak disangka, di balik kesuksesannya sebagai desainer muda, ada olahraga yang dianggapnya menjadi kunci atas potensi-potensi dirinya.
 
Felicia Budi, nama yang tak asing lagi di dunia fesyen Tanah Air, mengaku bahwa olahraga telah menjadi bagian dari hidupnya. “Olahraga itu benar-benar mengeluarkan potensi diri saya, melatih fokus dan konsentrasi. Saat bekerja, saya merasa memiliki banyak stamina dan tidak mudah lelah,” ujarnya. Seperti yang ia ceritakan kepada dewi, bahwa profesi sebagai perancang busana tidak memiliki jadwal yang teratur dan kerap menimbulkan stres. Oleh karena itu, olahraga memiliki peran besar dalam melepaskan kepenatan dan mengembalikan suasana hati menjadi lebih baik.
 
Bicara olahraga, Feli sudah memulainya sejak di bangku sekolah melalui aktivitas ekstrakulikuler. Namun, baru benar-benar mendalami manfaat berolahraga adalah saat ia berkenalan dengan capoeira pada tahun 2009. “Saya ketagihan merasakan efeknya. Tubuh jarang sakit, dan merasa sangat bertenaga,” pungkasnya. Mengapa capoeira? Feli bercerita bahwa ia terpana pertama kali pada orang berlatih capoeira kala ia menuntut ilmu di London. “Saya heran, kok bisa orang mengontrol tubuhnya seperti itu, seperti sedang berdialog, indah sekali. Dari situ saya ingin mencoba capoeira,” katanya.
 
Ia pun memulai capoeira dan merasa tubuhnya lebih fleksibel, stamina lebih baik, dan massa otot bertambah. Bahkan, berkat capoeira, Feli berhasil menurunkan kadar kolesterolnya. “Dulu saya punya nilai kolesterol 260 dan turun ke 160, ini berkat rutin capoeira. Sebelum capoeira, pola hidup saya tidak baik seperti pola tidur dan pola makan tidak teratur, hingga berat badan tubuh naik 10 kilogram. Lalu mulai rutin bercapoeira di satu tahun pertama, sekitar 3-5 kali seminggu. Tubuh lebih toned dan berat badan pun berangsur turun,” ceritanya.
Selain capoeira, selama satu tahun terakhir ini, Feli mencoba mempelajari sebuah olahraga bela diri lainnya, yaitu jiu-jitsu. Combat sport ini memberi keistimewaan tersendiri, yang diakuinya tak didapat dari capoeira, yaitu self-awareness yang tinggi, karena hampir di seluruh sesi jiu-jitsu melibatkan kontak tubuh dengan lawan. “Jiu-jitsu sangat teknis. Saya benar-benar harus aware dengan lawan dan tentu dengan diri saya sendiri. Dari ujung kepala hingga ujung kaki harus dimanfaatkan sebagai senjata diri. Sedangkan di capoeira kontak tubuh dengan lawan tak begitu banyak, cenderung berdialog dan flowing,” jelasnya.
 
Tak melakukan olahraga  secara ‘musiman’, Feli melakukan kedua olahraga ini dengan rutin dan teratur. Ia mengatakan bahwa kunci dari kesuksesan berolahraga adalah rasa suka kepada olahraga yang akhirnya melahirkan keinginan untuk konsisten dan komitmen besar untuk rutin melakukannya. Ia berlatih jiu-jitsu tiga kali dalam seminggu dan capoeira 1-2 kali dalam seminggu.
 
Kedua olahraga yang nampaknya keras untuk kalangan wanita ini diakuinya ternyata sangat low impact terhadap tubuh. “Jiu-jitsu sendiri artinya gentle art. Begitu juga dengan capoeira yang gerakannya sangat flowing. Jadi dua olahraga ini sangat tepat untuk saya yang sangat mudah terkena lebam. Saya bahkan melakukannya kala merasa tubuh sedang sakit agar banyak berkeringat dan salah satu upaya jitu mencegah sakit. Saya juga menghindari olahraga yang high impact seperti muay thai,” tuturnya.
 
Walau tengah rutin berolahraga, Feli mengaku masih banyak hal yang perlu diperbaiki, seperti pola tidur. “Karena kesibukan, akhir-akhir ini saya hanya bisa tidur maksimal enam jam. Jelas ini tak sehat. Dan masih berusaha agar bisa beristirahat setidaknya delapan jam sehari,” ceritanya. Untuk urusan pola makan, Feli mengaku tidak pernah mengaturnya. Dengan berolahraga, tubuh akan ‘memilih’ sendiri makanan yang baik untuk tubuhnya, misalnya kerap merasa mual bila makan makanan yang berminyak dan mudah sakit tenggorokan. Sehingga, otomatis ia beralih ke makanan yang lebih sehat seperti buah-buahan.
 
Ternyata, olahraga bukan hanya cara untuk mejaga kebugaran tubuh. Untuk Feli, olahraga adalah pintu untuk membuka potensi diri. Juga sebagai pengendali diri dari hal-hal yang tidak memberi gizi. Kuncinya adalah menyukai, mengawali dengan niat untuk sehat, dan melakukannya dengan suka cita. (MEL, TA) Foto: dewi
 

 

Author

DEWI INDONESIA