Perawatan Tradisional Dari Bugis, Tellu Sulapa Epa
Mengikuti perkembangan zaman, kini Tellu Sulapa Epa, lulur asal Bugis, bisa Anda nikmati dengan cara yang lebih modern.
26 Aug 2016




Nama perawatan tradisional dari Bugis ini?tak awam di telinga. Bertolak dari prinsip harmonisasi yang mengandung tiga macam komponen yang disebut dengan istilah tellu sulapa Epa (tiga segi empat). Istilah ini memercayai empat unsur alam, yaitu tanah,?air, api, dan angin. Sekurang-kurangnya?bahwa kehidupan mansia selalu tersusun atas keempat unsur tersebut. Kemudian, ada pula empat kualitas alam sekitar manusia, yaitu panas, dingin, kering dan lembap. Orang Bugis menyebut keempat kualitas ini dengan istilah “hawa”. Lalu, ada empat substansi cairan yang menyusun tubuh manusia, yaitu darah, lender, empedu kuning dan empedu hitam. Darah berhawa panas dan lembap, bolok berhawa panas dan kering, empedu kuning berhawa dingin dan kering, dan empedu hitam berhawa dingin dan lembap.

Untuk mengatasi hawa dingin, orang Bugis melakukan pengobatan dengan mengonsumsi makanan dan minuman hangat serta cara-cara tindakan yang menghangatkan tubuh. Lantas, untuk merawat kulit ada bedda lotong (lulur hitam/bedak hitam) yang terbuat dari ramuan beras hitam yang disangrai lalu ditumbuk dan dicampur rempah-rempah seperti akar ginseng, asam Jawa, jeruk nipis, daun pandan dan kayu manis. Adonan lulur ini didiamkan selama 1 malam untuk membuat tekstur beras hitam menjadi lebih halus. Lulur ini dibalurkan ke seluruh tubuh 30 menit sebelum mandi. Setelahnya, tubuh dibilas dengan air hangat.

Namun, kini Tellu Sulapa Epa dapat dinikmati dengan cara yang lebih modern. Misalnya, sebelumnya tubuh anda dikompres dengan?air hangat yang sudah dicampur dengan aroma terapi. Kemudian lulur hitam yang terbuat dari beras ketan hitam, parutan kunyit dan asam Jawa dioleskan ke tubuh kemudian ditunggu hingga kering dan dibilas hingga bersih. Hasilnya tentu sesuai ekspektasi, kulit tampak halus, terjaga elastisitasnya, sekaligus mampu mencerahkan. Pada masyarakat Bugis, perawatan ini dilakukan sebelum memasuki jenjang pernikahan. (MA,MEL) Foto: Dok. Dewi
 

 

Author

DEWI INDONESIA