Ziarah Waktu di Wot Batu Karya Seniman Sunaryo
Seniman Sunaryo berupaya bekukan waktu lewat karyanya Wot Batu
22 Dec 2015


1 / 5
Di lahan seluas hampir 2.000 meter itu, seniman Sunaryo hanya mendirikan sedikit saja bangunan yang diletakkan di sudut-sudut lahan hingga keberadaan ruang itu tak terlalu dominan. “Sebab Wot Batu memang memiliki konsep yang berbeda dengan, misalnya, Selasar Sunaryo yang dibuat untuk mengakomodir kebutuhan seperti pameran yang membutuhkan banyak ruang,” Anissa, Manajer Program Wot Batu mengatakan. Dari empat ruang Wot Batu pun, hanya function hall yang berada di sisi kiri lahan yang bisa terlihat langsung oleh pengunjung. Tiga ruang lainnya, mushola, ruang video dan ruang kantor serta galeri kecil di mana akan digelar pameran berkala bagi seniman-seniman yang dipilih oleh Manajemen Wot Batu, berada di lokasi tersembunyi yang memungkinkannya luput dari pandangan.

Mushola, misalnya, berada di sudut kanan pintu masuk, sedikit di belakang instalasi Abah Ambu. Di ruang itu, Sunaryo menyematkan sebongkah batu yang ia temui di Gua Hira kala menunaikan ibadah haji beberapa belas tahun lalu. “Saya tahu ada larangan membawa batu dari Gua Hira. Tapi entah kenapa, saat itu, keinginan untuk membawa bongkah kecil batu yang saya temui itu besar sekali. Saya berdoa, minta izin pada Tuhan agar diperkenankan membawa batu itu ke Bandung. Saya katakan dalam doa kalau saya ingin membangun hubungan antara Bandung dan Tanah Haram lewat karya saya, meski saya tak tau kapan karya itu saya buat,” kata Sunaryo yang kemudian diam-diam memasukkan batu itu ke dalam tasnya; meski ia sempat jeri ketika cerita tentang pesawat rombongan haji dari Indonesia yang tak bisa terbang karena seorang jemaah membawa bongkahan batu dari gua Hira. Sunaryo baru merasa lega ketika ia tiba kembali di Bandung dengan selamat dan menunaikan janjinya dalam doa itu beberapa belas tahun kemudian, ketika menyematkan batu itu ke kaca di musholla Wot Batu.    

Berukuran nyaris sama dengan ruang sembahyang, berada sekitar dua meter di dalam tanah, ruang video berada. Di dalamnya terdapat instalasi video yang merupakan hasil kolaborasi seniman Sunaryo dengan seorang seniman media baru. “Di ruang ini kita diajak melihat proses terjadinya bumi. Video yang diputar di layar yang terdapat di ceruk batu bulat ini dibuat dari ratusan sketsa dan gambar Sunaryo yang dipecah satu persatu dan dibentuk menjadi sebuah motion graphic,” Anissa menjelaskan. Video itu menceritakan proses big bang yang dipercaya sebagian besar manusia sebagai awal mula terjadinya ruang, waktu, galaksi,bumi dan kehidupan. “Misalnya di sini diperlihatkan galaksi bima sakti dan proses terjadinya bumi sebagai salah satu serpihan dari ledakan big bang yang menjadi inti bumi. Ini alasan kenapa kita dibawa ke bawah,” kata Anisa lagi. (ISA), Foto: Dok. Wot Batu
 

 

Author

DEWI INDONESIA