Belanja Tenun dari Tinta Gurita?
Mengintip proses pembuatan kain tenun tradisional khas Alor, Nusa Tenggara Timur.
27 Aug 2016


pewarna dari kunyit tinta cumi kayu merah dan bahan alami lainnya ditumbuk halus
1 / 12
Siapa tidak mengenal kain tenun, kain tradisional Indonesia ini bisa jadi kain paling populer nomor 2 setelah kain batik. Kepulauan Alor yang terletak di ujung timur Nusa Tenggara Timur, juga memiliki warisan budaya kain tradisionalnya sendiri, seperti kain tenun dan songket. Yang menarik dari tenun khas Alor adalah serat kainnya dibuat dari kapas, dan pewarnaannya menggunakan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di pulau tersebut. Misalnya kunyit, kayu merah, hingga tinta gurita! Proses pembuatannya pun sangat tradisional dan jauh dari proses kimiawi. Sehelai kain tenun membutuhkan waktu dari 1 hingga 3 bulan mulai dari proses pewarnaan hingga penenunan, dan berdasarkan jenis bahan dan tingkat kesulitan motifnya memiliki harga dengan kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Ada beberapa sentra penenun di Alor yang dikelola oleh Dekranasda. Berkunjung ke salah satu koperasi penenun ini, Anda bisa melihat sendiri proses pembuatannya, yang biasanya berlokasi di tengah-tengah perkebunan kapas, rumah tenun Hula di desa Alor Besar. Selepas melihat prosesnya, sambil memilih-milih kain yang rasanya perlu Anda beli untuk koleksi ataupun untuk dijadikan busana, Anda akan dijamu dengan kudapan berupa singkong rebus dan ikan panggang yang disajikan bersama sambal tomat segar. (WS). Foto: Jane Djuarahadi

Baca artikel lengkap berwisata ke Alor di dewi edisi Oktober 2016.

Ingin tahu lebih banyak tentang alor? Temukan artikel lainnya di tautan berikut ini.

3 Alasan untuk Berlibur ke Alor http://bit.ly/2bU6agP
 

 

Author

DEWI INDONESIA