Ikuti Kisah Perjalanan Sara Tirtohadiguno di New Zealand
Sara Tirtohadiguno, pendiri konsep bazaar tematik Market & Museum, menjejak lanskap New Zealand yang membuka matanya akan sisi dunia yang tak pernah ia temui sebelumnya.
10 Aug 2017


1 / 8
1.Anda habis bepergian darimana?
New Zealand bersama sahabat dekat saya.
 
2.Mengapa memilih destinasi tersebut?
Keindahan panorama New Zealand sudah begitu tersohor di seantero dunia. Jadi, ketika teman saya mengajak untuk menjelajah New Zealand, saya pun langsung mengiyakan. Saya tertantang ingin membuktikan ucapan banyak orang mengenai keindahan lansekap alamnya yang asri.
 
3.Berapa lama Anda pergi?
Cukup singkat sebenarnya, hanya satu minggu saja.
 
4.Apa transportasi Anda selama di sana?
Sewa mobil adalah pilihan tepat, karena jarak antar destinasi cukup jauh dan beberapa wilayah tidak terjangkau dengan kendaraan umum. Dari Auckland saya terbang menuju Chrischurch, kemudian lanjut road trip dengan menyewa mobil menuju Queenstown.
 
5.Aktivitas apa saja yang dilakukan selama bepergian?
Perjalanan terbagi dalam dua wilayah, kami memilih wilayah utara dan selatan. Di wilayah North Island, saya dan sahabat lebih banyak mengeksplorasi sudut kota Auckland. Jalan – jalan ke local café atau ke toko – toko suvenir. Kemudian kami menuju ke selatan, melewati Bombay Hill menuju Waikato region. Kami menyempatkan mampir ke Hobbiton, yang menjadi lokasi pengambilan gambar film The Lord of the Rings dan The Hobbit. Sementara eksplorasi wilayah selatan dimulai dari menjelajah Christchurch. Bagi para penggemar street art dan graffiti, wajib berkunjung ke wilayah ini. Saya juga menyempatkan memasuki salah satu gereja katedral yang kini sebagian menjadi reruntuhan akibat gempa hebat beberapa tahun lalu.
 
6.Lokasi yang paling berkesan?
Saat  mampir ke Lake Takepo. Sebenarnya tujuan utama saya adalah mendaki Gunung Cook, sayangnya cuaca hari itu mendung dan hujan seharian. Bahkan, badai Cyclon baru saja mampir, sehingga pendakian ditutup. Namun hal ini tidak sia-sia, sebab Lake Tekapo memiliki ‘frame’ sangat cantik, dengan bunga-bunga bermekaran sebagai foreground danau yang jernih, dibingkai dengan pegunungan yang puncaknya berselimut salju tipis. Ada juga Queenstown. Pengalaman mengemudi sepanjang jalan ini sungguh tak dapat dilupakan. Pemandangan alam yang membentang seakan tak pernah habis. Queenstown kota kecil yang memiliki suasana metropolitan yang nyaman. Ada banyak restoran, area belanja, situs-situs turis, bahkan danau dan bukit. Ambiansnya sangat berbeda dengan kota – kota kecil lain yang pernah saya datangi.
 
7. Menu favorit selama bepergian?
Berdasarkan rekomendasi dari Lonely Planet Guide, kami mencicipi The Fergburger yang ada di Queenstown. Antriannya yang mencapai satu jam terbayarkan dengan kelezatan daging yang juicy berlapis roti legit tersebut.
 
8. Sempat berbelanja di mana?
Daerah pinggiran Danau Wakatipu yang ada di Queenstown adalah surga belanja. Anda bisa menemukan label besar hingga lokal, dan toko – toko souvenir yang menggemaskan. Saya juga menemukan pernak pernik handmade yang unik di butik lokal.
 
9. Persiapan yang dilakukan sebelum bepergian? 
Karena saya tahu akan melakukan perjalanan yang berpindah – pindah, maka saya memutuskan untuk membawa barang-barang seperlunya. Bawa barang terlalu berat hanya akan menyiksa diri sendiri, bayangkan harus menggeret kopor berat padahal kami melakukan road trip. Salah satu cara saya lainnya adalah membawa pakaian nyaman dan ringan. Isi kopor saya lebih banyak pakaian active wear.
 
10. Inspirasi yang Anda dapatkan dari perjalanan ini untuk pekerjaan Anda?
Karena saya tipe city girl, selama ini jika bepergian saya lebih memilih pergi ke perkotaan. Perjalanan ini mengubah cara pandang saya akan traveling menjelajah alam. Membuat saya ingin melakukannya lagi.
 
11. Destinasi selanjutnya?
Korea dan Australia
 

 

Author

DEWI INDONESIA