Simak Perjalanan Magis Nonita Respati ke Urulu, Australia
Desainer sekaligus pemilik label Purana Indonesia, Nonita Respati berkunjung ke tanah suci suku Aborigin di Northern Territory, Australia.
6 Mar 2017


1 / 5
 
Anda baru kembali dari?
Australia selama 16 hari. Saya berkunjung ke Ararat untuk menemui seorang sahabat, dan mendatangi Yarra Valley, serta Urulu-Ayers Rock.
 
Mengapa memilih Urulu?
Saya sangat menggemari berwisata ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah tinggi, dan Taman Nasional Urulu di Ayers Rock merupakan salah satu lansekap alam kuno yang menjadi tempat suci bagi suku Aborigin dan telah disahkan oleh UNESCO sebagai world heritage sites.
 
Apa yang bisa dilakukan di Urulu?
Saya dan teman melakukan penjelajahan pada dinding batu dan gua yang dulunya merupakan tempat bermukim Suku Aborigin kuno. Melihat-lihat wall painting, dan sempat masuk ke salah satu gua yang dulunya menjadi tempat anak-anak suku Aborigin berkumpul untuk belajar bersama (di zaman modern seperti sekolah umum). Bayangkan jauh di masa lampau sudah ada peradaban yang mendiami area bebatuan alami ini. Ada sebuah tanda hitam di Ayers Rock, yang wajib dicermati jika datang ke sini. Tanda itu terbentuk dari jalur aliran air dari atas bebatuan, membentuk seperti air terjun kecil yang kemudian membentuk satu kolam berwarna biru kelabu. Berjalan kali menjelajah tiap sudut, akan terdengar suara kodok dan jangkrik menggema di gua. Rasanya sangat magis dan tidak terlukiskan, seolah saya tidak sedang berada di zaman modern yang serba canggih, melainkan berteleportasi jauh ke masa silam.
 
Bagaiman dengan Yarra Valley?
Kegemaran saya mencicip wine yang tentu saja membawa saya ke Yarra Yering, ini kebun anggur di Yarra Valley milik mendiang Bailiey Carrodus, seorang botanist terkenal.  Menurut saya wine di sini sangat nikmat dan berbeda, berkat teknik yang diwariskan Carrodus dalam penanaman anggur di suhu, kondisi tanah, dan kontur lahan yang  tepat. Selain Yarra Valley, saya juga berkunjung ke Domain Chandon, salah satu kebun anggur paling terkenal di Australia.
 
Menginap di mana?
Di Ararat-Victoria, saya tinggal di kediaman teman, seorang seniman bernama Geof Todd. Yang unik, hunian miliknya itu dulunya adalah sebuah hotel dan bar ikonik di Victoria, yang dinamai Hotel Terminus. Selain bangunannya menarik, lokasinya pun strategis karena berada persis di depan salah satu stasiun kereta.
 
Pengalaman unik selama bepergian?
Lima jam berkendara dari Alice Spring menuju Uluru – Ayers Rock melintasi padang rumput yang kosong dan sama sekali tidak ada sinyal telepon genggam. Radio juga tak berfungsi. Bisa dibayangkan bagaimana bosannya, bahkan di jalan sangat sepi. Bertemu mobil lain hanya satu jam sekali. Pada saat itu pun sedang badai sehingga jarak pandang tak lebih dari lima meter. Kemudian berburu buah cherry saat di perjalanan menuju Yarra Valley, saya akhirnya membeli dua kilogram cherry langsung dari tempat pencuciannya. Lalu karena sangat ingin melihat kangguru, saya diajak ke kebun binatang, sedihnya ketika di perjalanan menuju bandara untuk pulang ke Indonesia, saya menemukan sekitar tujuh hingga delapan kangguru liar yang mati karena tertabrak truk dan mobil.
 
Tempat makan favorit?
Boiler Maker House dan Chin Chin Restaurant saat di Melbourne, Giant Steps yang berada di Yarra Valley, restoran Supernormal saat menginap di Adelphi Hotel, Melbourne, Braza Churrascaria di Sydney yang terkenal dengan masakan Brazil dan barbeque, dan Book Barn Restaurant di Berrima yang memiliki konsep bersantap di area perpustakaan.
 
Inspirasi yang Anda dapatkan dari perjalanan ini untuk pekerjaan Anda?
Selama ini warna busana karya Purana jarang menggunakan palet warna bumi, seperti cokelat, merah bata. Sewaktu tiba di Uluru, melihat warna-warna yang pernah digunakan suku Aborigin, menjadi inspirasi yang baru. Mungkin untuk koleksi selanjutnya, Anda akan melihat banyak warna bumi.
 
Destinasi selanjutnya?
Menjelajah Peru atau Bhutan.
 
BARANG BAWAAN WAJIB
Australia saat itu sedang musim panas, namun tiap wilayah memiliki cuaca yang berbeda. Baju dan jaket ringan adalah busana yang tepat, tidak membuat koper overload. Sepatu sandal juga menjadi andalan. Sunblock  agar kulit terhidrasi, serta botol air minum. Kamera dan baterai cadangan agar dapat mengambil gambar dengan sempurna. (TA) Foto: dok. Nonita Respati, dok. Dewi
 

 

Author

DEWI INDONESIA