Sinergi Dua Gaya Kuliner di Fat Shogun
Pertemuan tradisi kuliner Jepang dan Peru untuk cita rasa baru yang unik dan lezat di Fat Shogun.
10 Mar 2017


1 / 4
Kawasan Mega Kuningan belakangan ini semakin kaya sebagai sebuah destinasi kuliner. Hadirnya Fat Shogun adalah satu di antara sekian banyak penyebabnya. Menempati level Rooftop di salah satu sayap Menara BTPN, restoran ini menawarkan gaya masakan Nikkei yang mempertemukan tradisi kuliner Jepang dengan Peru. Gaya yang belum lazim di Jakarta, tapi pendiri tempat ini ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda. Dan bukan semata-mata ingin berbeda, karena mereka pun yakin bahwa konsep ini dapat diterima selera Indonesia. Salah satu inspirasi mereka, tak lain dari jaringan restoran Nobu yang sudah menempati 30 lokasi di seluruh dunia dengan gaya masakan Nikkei.
 
Sebutan segar dan sehat, pantas mewakili hidangan yang tersedia di Fat Shogun. Crab Salad, salah satu hidangan pembuka, dibuat dari cacahan daging kepiting lokal yang gemuk dan empuk. Daging itu disusun di atas sayur-sayuran hijau yang masih segar dan renyah, dihiasi kulit salmon serta micro greens di atasnya, yang sekaligus memperkaya tekstur. Tapi yang membuat ketagihan tak lain adalah dressing saus wijen. Gurih dan asamnya seimbang. Masih bicara soal kesegaran, petualangan kuliner ke tradisi Nikkei juga wajib diisi dengan menu ceviche. Dewi memilih ikan kakap putih untuk diolah menjadi hidangan ini, hanya dengan cucuran lime juice, bawang Bombay, jalapeno, dan keripik ubi. Keistimewaan ceviche di restoran ini adalah cita rasa asamnya yang minimum, sehingga mudah dinikmati.
 
Saat selera sudah terbangunkan oleh salad dan ceviche, koleksi nigiri Fat Shogun menunggu untuk dicicipi. Trufa Wagyu, yaitu aburi daging sapi wagyu dengan black truffle paste dan taburan tobiko, adalah yang pertama kami coba. Rasanya persis seperti yang diharapkan dari paduan wagyu dengan black truffle. Royal Nigiri yang tersaji berikutnya, menampilkan cincangan daging kepiting dengan mayonnaise, berhiaskan seiris foie gras yang sudah dipanaskan di atasnya. Cita rasanya yang kaya membuat seporsi kecil saja terasa memuaskan. Selesai dengan dua andalan dari ‘kubu’ Jepang, datang sepiring Tostados. Hidangan ini tersusun dari tortilla panggang di bagian dasarnya, berhiaskan irisan tuna yang kesegarannya menyerupai sashimi berkualitas tinggi. Lada merah, cilantro, edamame dan saus krim menjadi penghias sekaligus penguat rasa.
 
 Gurihnya tortilla yang berimbang dengan legitnya tuna pada tostados, seolah menandakan bahwa dapur pastry di Fat Shogun juga menawarkan janji manis. Tak salah bila Anda dan teman-teman duduk lebih lama menikmati dessert dan kopi, sambil meresapi estetika desain ruang restoran ini yang ditangani oleh desainer interior Eko Priharseno. (MUT) Foto: Hermawan
 

 

Author

DEWI INDONESIA