Sportswear di Panggung Louis Vuitton Cruise 2017 yang Digelar di Rio de Janeiro
Dengan mencuatnya sportwear, direktur kreatif rumah mode Louis Vuitton Nicolas Ghesquière bereksperimen dengan sportswear tanpa mengurangi identitas Louis Vuitton di dalam koleksi Cruise 2017 nya.
8 Dec 2016


 

Ibukota negara Brasil, Rio de Janeiro, tidak hanya menjadi saksi ajang Olimpiade tahun ini, tetapi juga berperan di balik inspirasi koleksi busana dan aksesori Louis Vuitton Cruise 2017. Setelah tahun lalu menghadirkan perhelatan dengan latar padang pasir Palm Springs, California, musim ini rumah mode Louis Vuitton mengalihkan destinasinya ke iklim yang lebih tropis. Membawa esensi seni kehidupan Prancis ke Brazil. Koleksi Louis Vuitton Cruise 2017 ini ingin membaur, juga sekaligus menangkap denyut hidup, nuansa multibudaya, kebebasan, dan perspektif futurisme urban, berikut segala dinamikanya yang datang dari kota ini.
The Niteroi Contemporary Art Museum yang didesain dan dibangun oleh arsitek Oscar Niemeyer berperan sebagai tempat akbar peragaan busana Louis Vuitton Cruise 2017 yang berlangsung pada bulan Mei lalu. Lekuk arsitektur futuristik yang berdiri di pinggir pantai  indah Boa Viagem ini menyatukan paradoks antara kemajuan peradaban modern dengan alam semesta. “Saya sangat mengagumi kekuatan karya Oscar Niemeyer. Visinya, jiwa radikal, bahkan pandangan utopianya. Dapat mengadakan pergelaran busana di area  yang memiliki nilai arsitektural kuat adalah sebuah pengalaman sensorik,” ungkap Nicolas Ghesquière, direktur kreatif Louis Vuitton.
Tema besar yang diusung koleksi Cruise 2017 kali ini adalah olahraga. Dengan bangkitnya sportswear diikuti oleh tren active wear ke permukaan, tidak heran di zaman serba cepat ini fleksibilitas busana jauh lebih diperhitungkan dari sebelumnya. Nicolas Ghesquière pun berjalan ke haluan itu tanpa mengesampingkan estetik istimewa Louis Vuitton. Sejak lama Ghesquière memahami betul formula ini. Untuk koleksi kali ini arena balap mobil NASCAR melintas dalam bentuk grafis dan permainan corak pada terusan panel lekat badan. Dari laut ke darat, material menyelam neoprene banyak kembali diulas, semuanya dalam siluet yang didesain aerodinamis, sampai dengan potongan celana basket yang didekorasi dengan garis monogram. Simbolisme sportivitas diturunkan juga ke dalam bentuk aksesori, seperti tas Petite Malle yang musim ini terbalut cetak bendera balap dan sepatu bot Deep Sea yang materialnya dibuat elastis dan kedap air.
Koleksi Cruise 2017 ini juga merupakan penghormatan kepada dua seniman kenamaan Brazil. Helio Oiticica adalah seorang seniman visual yang menjadi pionir aliran Neo-Concrete yang mengeksplorasi gurat lukisan dan material tiga dimensi. Selalu mengedepankan eksperimen warna, lewat karyanya Parangolés, Helio mentransformasi kain kanvas dan bahan parasut sederhana menjadi mantel dan terusan. Menjadikan busana tempat untuk tubuh bergerak bebas di bawah alunan ritme musik Samba. Ghesquière menyadur prinsip ringkas Helio, melalui rancangan deret parka ringan yang dicantum layaknya layang-layang, terusan-terusan taffeta longgar yang siap berkibar tertiup angin dan gelora warna pada edisi terbatas tas Twist. Seluruhnya hadir dalam vibrasi blok warna yang menggiring ingatan kepada antusiasme warna-warni pemukiman di kota Rio.
Seniman berikutnya, Aldemir Martins dikenal dengan lukisan flora dan faunanya. Hasil karya Martins telah terpampang di Museum of Modern Art, New York. Kecintaan Martins pada budaya pop Brazil khususnya sepakbola dapat dilihat dalam tributnya untuk pesepakbola legendaris Pelé dalam lukisan A Fera (1969). Dalam kunjungan ke kota Sao Paolo, Nicolas Ghesquière mendatangi ekshibisi Rhodia Collection yang menghadirkan 79 karya seniman Brazil pada tahun 1960-an, di mana Ghesquière tertarik dengan karya-karya Martins yang kemudian ia sadur dalam motif-motif tropikal dan ilustrasi Pelé pada koleksi ini. ”Untuk saya pertanyaan utama adalah bagaimana menggabungkan semua elemen yang menjadi bagian budaya Brazil ke dalam koleksi Louis Vuitton, tanpa melupakan bahwa saya hanyalah pendatang yang membawa referensi budaya Prancis, ” tambah Ghesquière. Di Rio de Janeiro, Nicolas Ghesquière menyimak pergerakan dan ledakan energi yang datang di antara modernisasi dan atmosfer tropis Brazil, mencoba menyikapi dualitas alam dan perkotaan ke dalam karyanya. (ALD) FOTO: Dok. Louis Vuitton
 

 

Author

DEWI INDONESIA