Sybille Schon Bicara Tentang Kejayaan Aigner Selama 50 Tahun dengan Dewi
Tidak mudah mempertahankan kejayaan sebuah rumah mode, Aigner terbukti sukses tetap bertahan selama 50 tahun, berikut interview Dewi dengan CEO Aigner.
25 Oct 2016




Tidak mudah mempertahankan kejayaan sebuah rumah mode, Aigner terbukti sukses tetap bertahan selama 50 tahun, berikut interview Dewi dengan CEO Aigner.
Kemewahan tak melulu diasosiasikan dengan label yang berdomisili di empat kota mode dunia. Aigner membuktikannya. Rumah mode dari Munich Jerman ini telah menembus zaman dan tetap bertahan selama lebih dari 50 tahun. Berikut perbincangan dewi dengan CEO Aigner, Sybille Schön, di sela kunjungannya di Jakarta.
 
Sebagai label yang telah bertahan setengah abad, bagaimana cara Aigner agar tetap relevan bertahan di industri mode?
Direktur kreatif kami, Christian Beck memegang peranan penting. Ia sangat fokus dalam menampilkan DNA Aigner ke bentuk yang lebih modern. Kini saya banyak melihat ibu-anak berbelanja ke toko kami. Saya percaya ini karena orisinalitas desain, akar label ini dan fakta bahwa Aigner adalah label luxury asal Jerman yang masih bertahan sampai saat ini. Jika Anda telah paham tentang kualitas, mode, dan kemewahan dari zaman dahulu, saya yakin Anda ingin tetap mempertahankannya sampai saat ini.

Untuk dapat bertahan, Aigner harus dapat menyeimbangkan antara sesuatu yang lama dan baru. Bagaimana strateginya?
Kini banyak kita temui fashionista berusia lanjut. Wanita kini tetap memerhatikan penampilan bahkan ketika usia mereka menginjak 55 atau 65. Kami merevitalisasi Aigner dari akar. Merancang masa depan dengan bekal masa lalu yang kami miliki. Christian Beck sangat brilian dengan ini dan kami tak pernah berhenti mengerjakan pekerjaan rumah. Kami mencium pasar, berbicara dengan generasi muda tanpa melupakan yang tua.  Hasilnya adalah koleksi holistik  yang dicintai semua kalangan usia. Kuncinya adalah pada desain produk dan citra visual. Produk yang tepat akan diterima oleh semua serta citra yang memiliki hubungan emosional antara pembeli dan brand kami.
 
Untuk kampanye musim gugur/dingin 2016 Aigner memilih model muda Toni Garrn berpasangan dengan model 95 tahun, Iris Apfel. Bisa diceritakan tentang kolaborasi yang menarik ini?
Saya ingin menunjukkan wanita-wanita yang tak hanya cantik, ikonik di dunia mode, independen, namun juga berpengalaman. Toni  sangat cantik dan telah menjadi ikon di usianya yang masih muda sedangkan Iris adalah wanita yang tak hanya gaya namun juga kuat dan mandiri menjalani kariernya. Di satu sisi ini adalah tribut untuk ikon tersebut dan di sisi lain kami ingin menampilkan sosok panutan bagi generasi muda. Katau ‘tua’ cenderung memiliki makna yang negatif bahkan kata ‘klasik’ terdengar tak terlalu positif. Ini harus diubah.
 
Bagaimana peran pasar Indonesia dalam kesuksesan bisnis Aigner?
Saat kita mengunggah foto produk terbaru di akun Instagram, likes pertama muncul dari Indonesia. Kami memiliki reputasi yang sangat baik di sini karena Aigner adalah salah satu label luxury pertama yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1980.

Aigner melansir tas dengan nama Anda, Cybill bag, bisa diceritakan proses pembuatannya?
Pertama-tama, harus saya jelaskan bahwa saya tidak mendesainnya. Christian membuat tas tersebut dan memutuskan untuk menamakannya dengan nama saya. Walaupun saya sempat tak mengizinkannya, namun akhirnya saya merasa itu seperti tribut untuk saya. Ternyata tas ini menjadi tas terbaik yang Aigner pernah miliki dan bisa dikatakan bahwa Cybill bag cocok sekali dengan karakter saya.
 
Lalu, bagaimana Anda melepas lelah setelah seharian bekerja di kantor?
Saya senang memasak dengan suami saya. Dia adalah koki terbaik sedangkan saya hanya menjadi asistennya. Di musim dingin, kami juga senang bermain ski. (CA) Foto: Dok. Aigner
 
 

 

Author

DEWI INDONESIA