Dia.Lo.Gue Artspace: Seni untuk Publik
Konsep seni untuk siapa saja oleh sang founder Hermawan Tanzil dan Engel Tanzil di Dia.Lo.Gue Artspace.
6 Jun 2016




Kala menuju kawasan Kemang dan mengingat nama Dia.Lo.gue, yang terbayang adalah pameran seni, tempat nyaman untuk menikmati kopi hangat serta kudapan, dan toko untuk berbelanja pernak-pernik yang diproduksi secara terbatas. Sang empunya, Hermawan Tanzil dan istrinya Engel Tanzil, sengaja membuat Dia.Lo.Gue menjadi ruang publik dengan konsep seni untuk siapa saja, selain ruang alternatif bagi seniman dan desainer yang hendak memamerkan karya interdisipliner mereka.
           
Hermawan meminta arsitek Andra Matin merancang bangunan dua lantai ini, yang terdiri dari ruang galeri, kafe, artshop di lantai pertama dan lantai dua sebagai kantor biro jasa desain Hermawan, Le Bo Ye. Tapi ia membuat sendiri logogram Dia.Lo.Gue, yakni siluet tiga wajah yang dipadu kata Dia.Lo.Gue. “Bisa wajah siapa saja. Intinya itu siapa saja yang saya suka dan sosok yang saya bayangkan akan datang ke Dialogue. Pencinta sastra, performance art, contemporary art, sampai akademisi,” tuturnya.
 
Sebuah proyek seni sudah berjalan. Hermawan bekerja sama dengan seniman F.X. Harsono mengadakan serangkaian lokakarya yang bertajuk Exi(s)t, yang melahirkan pameran tahunan untuk mendukung seniman baru di Jakarta. Mereka membuka program residensi bagi siapa saja, tidak harus berlatar belakang seni. Karya-karya peserta dipamerkan di pengujung tahun, dengan pembukaan yang cukup meriah. Program Dia.Lo.Gue juga penuh kejutan. Pameran Pong Pong Balong yang digelar di sini menampilkan karya-karya kolaborasi orangtua dan anak. Sang kurator Mia Maria meyakini bahwa kreativitas anak lahir dari dalam rumah dan langkah tepat untuk mengasahnya ialah melalui kerja sama dengan orangtua. Ruang pamer Dia.Lo.Gue disulap menjadi mirip taman bermain. (IL) Foto: Dok. Dia.Lo.Gue

 

Author

DEWI INDONESIA