Pencarian Identitas Pribadi Pada Koleksi Gucci Musim Fall Winter 2018
Dari press preview Gucci koleksi fall winter 2018 yang digelar di Hong Kong, Dewi melihat langsung dari dekat koleksi rancangan penuh keliaran imajinasi dari sang direktur kreatif nan eksentrik, Alessandro Michele.
11 Jul 2018


1 / 8


Sejak Gucci menggelar koleksi fall winter 2018 di Gucci Hub Milan, Italia, bertepatan dengan pekan mode Milan, dengan cepat show yang digelar ini menjadi viral di berbagai media sosial. Semua pencinta mode agaknya menunggu-nunggu, kejutan apalagi yang akan ditampilkan. Dan kejutan pun dihadirkan, Gucci Cyborg. Semua –tak hanya yang melihat langsung- berdecak kagum akan kepiawaian serta keliaran sang desainer mengolah imajinasi dan berbagai elemen kolaborasi yang menjadi fokus kuat pada koleksi ini.
 

Gucci Cyborg. Post-human yang tak memiliki gender, bukan pria maupun wanita. Makhluk paradoks yang menyatukan alam dan budaya, sisi feminin dan maskulin, manusia dan alien, merupakan ekspresi yang memadukan berbagai pengembangan identitas, pendobrakan atas segala batasan. Kegilaan ini ditampilkan oleh para model dalam balutan busana koleksi terbaru lintas gender, yang berjalan di landasan pacu yang telah diubah menjadi ruang operasi. Sorot dingin ditampilkan oleh para model lengkap dengan absurditas yang telah diciptakan oleh Makinarium, seniman pembuat efek visual asal Roma, Italia. Para cyborg ini memiliki mata ketiga juga mata di tangan, memiliki tanduk faun, menggendong bayi naga, dan menjinjing replika kepala mereka sendiri! Inspirasi ini didapat Michele dari buku berjudul Manifesto Cyborg: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sosialis-feminis di Abad 20, yang dikarang oleh Donna J.Haraway pada tahun 1884.
 
Ya, tak ada batasan dan pengkotak-kotakkan akan arahan gaya dalam koleksi musim fall winter 2018 yang dipamerkan di Loft 22, Central Hong Kong. Memasuki area yang didekorasi serba merah dengan sekat panel dan juntaian latar belakang beludru, seakan menjadi kanvas glamorama bagi koleksi Gucci yang dengan anggun dan megah menyapa kami.
 
Identitas, yang menjadi tema kunci adalah mantra dan penyemangat Michele dalam penuangan imaji akan penciptaan identitas pribadi melalui pilihan busana. Sekelompok manekin pada bagian depan dengan tegas menghadirkan koleksi wol dan tweed yang diolah menjadi jaket, mantel, cape, juga setelan blazer. Kali ini material tweed banyak terlihat, penambahan detail olahan tangan seperti sematan manik-manik, emblem, dan permainan aksesori bertumpuk yang menambah kesan glamor.
 

Di beberapa tampilan kami melihat sebentuk kemeja bergaris-garis tipis, dalam dominasi warna biru putih yang lembut, menjadi padanan dari beberapa gaya yang berbeda. Kemeja ini menjadi salah satu item yang diutamakan di musim ini. Pada gaya pakai bertumpuk, kemeja ini muncul sebagai detail unik.
 
 
Siluet lain yang kental terlihat dalam koleksi ini adalah busana dengan potongan yang feminin. Gaun panjang dengan potongan A-line di bagian bawah, celana berpipa lebar, rok tartan, serta banyak pemakaian material yang khas seperti renda, sequins, kain yang dibordir, hingga sulaman, juga beludru yang terkesan klasik. Corak bunga tentunya dihadirkan oleh Gucci, juga corak grafis dan kotak-kotak yang pada tampilannya ditabrakkan dengan material dan corak yang jauh berbeda. Dengan menyentuh dan melihat langsung dari dekat setiap potong busana yang tercipta, seluruh proses seakan terpapar. Kerumitan detail dan aksen hingga material spesial yang dipilih telah melalui proses berlapis yang membuat Gucci selalu menjadi arahan mode terdepan hingga kini.   
 
 
Memasuki area tengah, bauran warna-warni terlihat semarak. Kreativitas tanpa batas dalam memasukkan berbagai unsur memperkaya koleksi. Kolaborasi yang mengajak kita mengingat kembali akan kejayaan yang ikonis. Siapa yang tidak mengenal logo NY Yankees (liga utama baseball), logo ini tersemat secara atraktif pada mantel, blazer, jaket bomber, dan…pada sebentuk gaun! Nantinya kolaborasi sporty ini akan berlanjut dengan grup hebat lainnya seperti LA Dodgers, Pittsburgh Pirates, SF Giants. Selain itu, kami juga melihat kehadiran logo Paramount Pictures, perusahaan produsen dan distributor film raksasa di Amerika Serikat yang berbasis di Hollywood. Masih berkaitan dengan film, Michele juga mengambil referensi dari film tahun 1965 garapan Russ Meyers yaitu “Faster, Pussycat! Kill! Kill!” yang ditampilkan pada sweatshirt longgar dengan retsleting pada lengan yang memberi aksen. Pada suatu rak terlihat ransel berbentuk persegi yang mengingatkan kita akan ransel anak sekolah di Jepang. Beberapa gambar kartun menghiasi tas, juga jaket parasut, dan mantel panjang. Kali ini Michele menggunakan karakter manga tahun 1960-an, Chika Idae Viva Volleyball.
          
Beberapa aksesori terlihat mencuri perhatian pada koleksi ini. Kehadiran aksesori kepala cukup beragam, salah satunya sebentuk headscarf yang menutupi kepala, terinspirasi dari cara berbusana wanita Eropa Timur. Kemudian sebentuk Camera Bag dalam desain, warna, dan corak feminin menjadi salah satu seri tas terbaru yang diluncurkan. Tak hanya itu, sneakers bernama Fleshtrek yang terinspirasi dari sepatu gunung yang maskulin hadir memperkuat barisan koleksi lintas gender. Sepatu Fleshtrek ini memiliki tali pengikat yang dapat dilepas, dengan diamante berjejer yang memberi tampilan mewah. (ERIN METASARI) Foto. Dok. Gucci.
 

 

Author

DEWI INDONESIA